Subscribe:

Pages

Kamis, 01 Desember 2011

LELAKI DI SORGA

Sesungguhnya putriku ini adalah amanah di pundakku dan aku berusaha mencari untuk kebaikan urusannya pada apa yang telah aku perbuat.” Atas alasan itulah Said Bin Musayyib menolak pinangan Amirul Mukminin dan menikahkan putrinya dengan orang kalangan biasa dari kaum muslimin.

Mendung duka belum tersaput dari wajah lelaki yang baru kehilangan orang yang paling dikasihi. Dia tidak tahu bahwa ternyata malam itu adalah malam terakhir dirinya menjumpai istri di rumahnya yang sederhana.. Terbayang kembali wajah istrinya, yang demikian baik kepadanya. Dialah yang senantiasa menghibur kesedihannya. Ikut memahami dan merasakan kegalauannya. Istri yang selalu mendoakannya agar dirinya mendapatkan hidayah Allah. Istri yang senantiasa mengalirkan air mata pada tiap-tiap pertengahan malam, yang selalu menyemangati untuk selalu mencari ridha Allah.

Namun kegembiraan tidaklah boleh berlebihan, duka pun tak boleh berkelanjutan. Pria shaleh yang mendalam ilmunya ini menyadari bahwa duka kematian istrinya tidak boleh berlarut-larut. Kecintaannya akan majelis ilmu yang dipimpin gurunya Said Bin Musayyib harus segera dihadiri lagi.

“Allahu akbar, Allahu akbar,” Adzan subuh pun berkumandang. Gemanya menggetarkan jiwa. Menerobos bilik-bilik rumahnya yang sederhana. Suara yang selalu dinanti. Suara yang selalu bisa membawanya terbang tinggi, menikmati empuknya awan, terbang jauh, diayun gelombang sahara yang menenangkan. Lengkingan suara yang menghapus kedukaan, membawanya pada kegembiraan dan melupakan sejenak segala sesak yang menghimpit tenggorokan.

Aduhai, alangkah merdunya suara panggilan itu kali ini. Abu Wada’ah merasakan kedamaian dan ketentraman yang mendalam. Dia menjawab suara muadzin itu, tak terasa langkahnya telah membawanya ke masjid Nabawi. Masjid tempat dia selama ini menuntut ilmu. Abu Wada’ah kembali datang ke majelis sebagaimana biasa.

Abdullah bin Abu Wada’ah dalam beberapa riwayat sering disebut Abu Wada’ah, dia berguru kepada Said Bin Musayyib, seorang tokoh ulama dari generasi tabi’in bernasab langsung ke Bani Mahzhum. Seorang ulama yang selalu berpuasa di siang hari, bangun di tengah malam. Menunaikan haji sekitar empat puluh kali. Sejak empat puluh tahun tidak pernah terlambat dari takbir pertama di masjid Nabawi dan ia selalu menjaga untuk berada di shaf pertama. Allah menganugerahkan kelapangan rezeki, dia bisa menikah dengan siapa saja yang ia kehendaki dari wanita bangsawan Quraisy, namun ia lebih memilih putri Abu Hurairah ra dari seluruh para wanita. Yang demikian itu karena kedudukannya dari Rasulullah saw. dan keluasan riwayatnya terhadap hadits serta raghbah-nya (keinginannya) yang begitu besar dalam mengambil hadits darinya. Ia telah mendedikasikan dirinya untuk ilmu semenjak kecil.

Ia belajar dengan istri-istri Nabi saw. dan mengambil manfaat dari mereka. Berguru kepada Zaid ibn Tsabit, Abdullah ibn Abbas dan Abdullah ibn Umar. Dan juga mendengar dari Utsman, Ali dan Shuhaib serta sahabat Nabi mulia saw yang lainnya. Said Bin Musayyib adalah seorang guru yang memiliki keteladanan yang tinggi. Beliau memiliki dan memimpin sebuah majelis ilmu (halaqah) yang cukup besar di Masjid Nabawi Madinah, di samping halaqah-halaqah yang lain yang ada di masjid itu, seperti halaqahnya ‘Urwah bin Zubair, dan Abdullah bin ‘Utbah.

Abu Wada’ah termasuk seorang murid yang setia, dia tidak pernah absen setiap kali sang guru mengajar. Makanya sewaktu Abu Wada‘ah tidak datang ke majelis halaqahnya beberapa kali, tentu saja Said Bin Musayyib merasa kehilangan murid setianya ini. Beliau merasa khawatir kalau-kalau ketidakhadirannya disebabkan karena sakit atau karena ada masalah yang menimpanya. Lalu beliau menanyakannya kepada murid-murid yang lainnya tentang keadaan Abu Wada’ah, tetapi mereka semua mengatakan tidak tahu.

Subuh itulah untuk pertama kalinya Abu Wada’ah menampakkan diri kembali di majelis sebagaimana biasa. Maka sang guru Said Bin Musayyib segera menyambut kedatangannya dengan sapaan yang penuh perhatian.

“Ke mana saja engkau ya Aba Wada’ah?” Sapa Sang Guru penuh perhatian

“Istriku meninggal dunia, sehingga aku sibuk mengurusinya,” Jawabnya.

“Mengapa tidak memberitahu kami sehingga kami bisa menemanimu dan mengantarkan jenazah istrimu serta membantu segala keperluanmu,” Sang guru menunjukkan perhatiannya

“Terima kasih, jazaakallahu khairan,” Jawab sang murid sambil menyembunyikan perasaannya yang terkesan memang sengaja tidak memberi tahu karena khawatir merepotkan gurunya. Dan ketika hendak beranjak pergi, sang guru menahannya. Sampai ketika semua murid yang lainnya telah pulang. Tidak berapa lama kemudian Said Bin Musayyib menghampiri Abu Wada’ah dan membisikan sesuatu kepadanya.

“Apakah engkau belum terpikir untuk mencari istri yang baru ya Aba Wada’ah.” Bisik sang Guru dengan penuh kehati-hatian untuk menjaga perasaan muridnya.

“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatimu, siapa orangnya yang mau mengawinkan anak perempuannya dengan pemuda sepertiku yang sejak kecil yatim, fakir dan hingga sekarang ini aku hanya memiliki dua sampai tiga dirham,” Tandas Abu Wada’ah yang tampaknya ingin bersikap realistis terhadap keadaan dirinya.

“Aku yang akan mengawinkanmu dengan anak perempuanku,” Sang Guru menegaskan ucapannya. Abu Wada’ah terkejut dan dengan terbata-bata menanggapi tawaran gurunya.

“Eng,…engkau akan mengawinkanku dengan anak perempuanmu, padahal engkau tahu sendiri bagaimana keadaanku,” Abu Wada’ah menanggapi setengah tidak percaya.

Beberapa saat kemudian keduanya terdiam, Sang Guru sendiri tampak arif dan demikian memahami perasaan muridnya. Tak lama kemudian, Syaikh mengucapkan sebuah perkataan yang sama sekali tak diduga oleh Abu Wada’ah.

“Ya,…kenapa tidak, karena ketika telah datang seseorang yang aku ridha terhadap agamanya dan akhlaknya maka aku akan kawinkan anak perempuanku dengan orang itu, dan engkau termasuk orang yang aku ridha”. Tegas sang guru.

Padahal sebelum ini putri beliau pernah dilamar oleh Al-Walid bin Hisyam bin Abdul Malik, putra mahkota Dinasti Umayyah, pada saat ayahnya Amirul Mu’minin Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan menjadi khalifah. Said Bin Musayyib menolak lamaran khalifah yang ingin menjodohkan putrinya dengan putera mahkotanya.

Putri Syaikh Said sendiri adalah salah seorang perempuan tercantik dan sempurna, seorang puteri yang paling mendalam ilmunya tentang Al-Quran dan Sunnah. Akan tetapi meskipun yang melamar anaknya adalah putra mahkota, Said Bin Musayyib tidak canggung menyampaikan permintaan maafnya karena menolak lamarannya. Keluarga istana Dinasti Umayyah tetap berusaha keras untuk dapat mempersunting putrinya itu, namun Said Bin Musayyib tetap tak bergeming, karena ia mengetahui bahwa Al-Walid adalah pemuda yang banyak melakukan dosa dan lemah agamanya. Dalam pandangan ahlud-dunia sikap Said Bin Musayyib mungkin dinilai aneh karena menyia-nyiakan kesempatan untuk menaikkan taraf hidup.

Sementara bagaimana dengan kita sekarang ini? Atas pertimbangan apa kita menerima dan menolak seseorang? Adalah Erich Fromm, dalam bukunya berjudul The Art of Loving, mengungkapkan dengan gamblang bahwa hubungan pria dan wanita pada jaman modern, pada akhirnya tak lebih dari sebuah proses tukar menukar seperti layaknya transaksi jual beli di era pasar bebas seperti saat ini. Sang pria menjual image-nya sebagai sosok yang tampan, dengan tubuh berotot, six packs, punya segala macam fasilitas mulai dari kendaraan keluaran terbaru, gagdet keluaran terbaru, dan style berpakaian yang tidak boleh ketinggalah jaman. Tak lupa, sang wanita pun menjual aset berharga berupa keindahan tubuhnya, kecantikan, tutur kata yang lemah lembut (meskipun aslinya kadang-kadang wataknya tidak lemah lembut sama sekali) hingga kecerdasan otaknya.– Astaghfirullah!

Namun Sa’id Bin Musayyib jauh dari sifat mengeksploitasi anaknya demi mengejar keuntungan dunia. Sebagai orang tua sekaligus seorang ‘alim, beliau hanya mendambakan putrinya mendapatkan jodoh dari orang yang bertaqwa dengan sesungguhnya. Dan pilihannya jatuh pada salah seorang murid majelis halaqahnya. Ia bukanlah seorang kaya, apalagi keturunan bangsawan, bahkan hanya seorang pemuda yatim yang berstatus duda dari wilayah Hayna.

Pada keduanya telah terjalin tafahum (saling memahami) tingkat tinggi. Bukan sekedar hubungan murid dengan guru semata akan tetapi lebih jauh dari itu adalah ta’akhi (persaudaraan) yang kental dan mendalam. Hubungan yang dirajut karena kecintaan kepada Allah semata dan jauh dari baju kepura-puraan, pura-pura shaleh, pura-pura ‘alim dan taqwa. Jadi Said Bin Musayyib meluluskan putrinya menikah dengan tak ada penilaian yang bersifat materi keduniaan dalam jiwa dan benaknya.

Tak berapa lama kemudian, Said Bin Musayyib memanggil beberapa orang muridnya yang kebetulan masih berada di dalam masjid. Ketika mereka ada di dekatnya, saat itu juga Said Bin Musayyib mengucapkan lafadz hamdalah dan shalawat atas Rasulullah saw… lalu disebutlah lafadz akad nikah antara putrinya dan Abu Wada’ah. Maharnya adalah uang senilai dua dirham.

Berbagai perasaan gembira, haru, bingung bercampur dalam hati Abu Wada’ah. Setelah selesai acara ‘aqad nikah yang sangat sederhana itu, ia segera pamit pulang ke rumahnya.

“Siang itu sebenarnya aku tengah puasa, tapi peristiwa itu menjadikan aku hampir lupa dengan puasaku…” Ungkap Abu Wada’ah dalam hati.

Sungguh bahagia Abu Wada’ah, saat segala takdir harus diterima dengan pasrah, saat Allah memberi kecukupan dengan karunia yang mungkin ‘terlihat’ apa adanya, saat rezeki yang bersahaja harus dipandang sebagai anugrah tak terkira, saat orang percaya atau tidak percaya, bahwa sesungguhnya engkau telah mendapat anugrah terindah…

Kilatan cahaya pikiran itu terus menerus menerangi sehingga membuka kesadaran yang hakiki. Hingga tiba adzan maghrib dan dia harus membatalkan puasanya. Selesai melakukan shalat maghrib, ia bersiap untuk ifthar dengan sepotong roti dan minyak.

Sementara di tempat lain Said Bin Musayyib setelah menyelesaikan prosesi akad nikah di Masjid Nabawi tadi, beliau kemudian pulang ke rumahnya dan mendapati putrinya tengah membaca Al-Qur’an.

“Apa yang sedang engkau lakukan wahai putriku?”

“Aku sedang membaca kitabullah wahai ayah…..”

“Apakah engkau memahaminya?”

“Ya, duhai ayahku. Tetapi, ada satu ayat yang aku belum bisa memahaminya sama sekali.”

“Ayat apakah itu wahai putriku?” tanya sang ayah dengan penuh keheranan.

“Yaitu firman Allah:

‘Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, ‘Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan juga di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa neraka’.’ (Al-Baqarah : 201)

”Duhai ayahku, aku telah mengetahui bahwa kebaikan akhirat adalah jannah, lalu apakah yang dimaksud dengan kebaikan dunia?”

Sang ayah kemudian menjelaskan dengan penuh hangat, “Duhai putriku, kebaikan dunia adalah ketika seorang istri yang shalihah mendapatkan suami yang shalih. Hari ini Allah telah memberikan nikmat kepadamu dengan seorang suami yang shalih, maka bersiaplah untuk memasuki malam pertama bersamanya….”

Di rumahnya Abu Wada’ah belum tuntas menikmati sajian iftharnya berupa satu atau dua potong roti, tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu rumahnya. Kemudian dia berdiri untuk membuka pintu.

“Siapa di luar…?” tanya Abu Wada’ah.

“Saya Said,“ Jawab suara dari luar

Suara itu segera dikenalnya, yang tidak lain adalah Said Bin Musayyib. Ada apa gerangan? Karena saat itu sebenarnya Abu Wada’ah masih diliputi perasaan grogi dan cemas. Dalam benaknya, mungkin saja kedatangan syaikh Said hendak membatalkan urusan pernikahan ini, atau mungkin saja mempelai putri menolak menjadi istrinya. Tetapi, ketika dibuka pintu rumahnya, ternyata imam Said datang bersama putrinya yang telah memakai gaun pengantin

“Apa yang membuat Anda tergesa-gesa datang kemari wahai Syaikh?” Abu Wada’ah pun bertanya kepada sang imam.

“Sesungguhnya Allah membenci jika salah seorang di antara kita bermalam tanpa memiliki istri. Sehingga, setan tidak mengganggunya wahai Abu Wada‘ah. Inilah aku bawakan istrimu, semoga engkau diberkahi dengannya, dan semoga ia juga mendapatkan barakah denganmu, serta mengumpulkan kalian berdua dalam naungan kebaikan.”

Kemudian Said Bin Musayyib meninggalkan putrinya di rumah Abu Wada’ah. Saat itu juga Abu Wada’ah berlari dan naik ke atap rumahnya dan memanggil seluruh tetangganya. Seketika itu pula, para tetangganya berhamburan mendatanginya dan bertanya,

“Ada apakah gerangan wahai Abu Wada‘ah sehingga engkau memanggil kami?” Tanya para tetangganya.

“Said Bin Musayyib telah menikahkanku dengan putrinya. Beliau telah datang kepadaku malam ini untuk menyerahkan putrinya kepadaku. Dan sekarang, putrinya telah bersamaku.” Abu Wada’ah mengumumkan perihal keadaannya kepada mereka.

Para tetangga kemudian mendatanginya dan membantu hajat Abu Wada’ah. Kaum wanita mempersiapkan pengantin putri dan kaum lelaki mempersiapkan Abu Wada’ah agar bertemu dengan istrinya dalam keadaan terbaik. Dalam walimah sederhana itu tidak ada permainan dan perbuatan yang sia-sia.

Kemudian para undangan pulang ke rumahnya masing-masing dengan mendapatkan balasan dari Allah dan juga rasa terima kasih dari Abu Wada’ah. Mempelai laki-lakipun kemudian masuk ke rumah menemui istri barunya. Ternyata, ia adalah wanita yang sangat cantik, paling hafal dengan kitabullah, paling tahu dengan sunnah Rasulullah dan paling paham akan hak-hak suami.

Setelah berlalu masa sepekan dari pernikahannya, diapun kemudian meminta ijin kepada istrinya untuk keluar.

“Hendak ke mana duhai suamiku?”

“Hendak menghadiri majelis ilmu Said Bin Musayyib….”

“Duduklah di sini saja duhai suamiku. Akan aku ajarkan kepadamu ilmu Said Bin Musayyib….” Istrinya berkata dengan penuh hangat,

Lantas, Abu Wada’ah pun duduk bersamanya mengkaji ilmu agama. Suatu waktu, Said Bin Musayyib menengok keadaan Abu Wada’ah dan istrinya.

“Mengapa sekarang engkau tak lagi menghadiri halaqah wahai Abdullah?”

“Karena aku telah mendapati pada putri Said ilmunya Said,” Jawab Abdullah.

Kebahagiaan tetaplah rahasia Ilahi, meskipun sejuta manusia menggapai langit dan menggali bumi. Kebahagiaan sejati hanya dilandasi keyakinan akan takdir sehingga menjunjung manusia kearah ketabahan, kepasrahan, keteduhan hati dan keikhlasan, bak mutiara terpendam yang menyorotkan cahaya pasrah, menyambut keridhaan Ilahi. Peneladanannya terhadap Nabi saw. menggeser segala kesukaannya terhadap segala penghuni bumi. Itulah sebabnya, kehambaannya bertahan walau cobaan menerpa. Abu Wada’ah berbahagia dengan takdirnya, maka keabadian menghampirinya dengan segala keindahannya. Surga dunia, juga surga Akhirat.

INDAHNYA BIDADARI SURGA



Sifat Hurul‘in (Bidadari)
1. Sebagai Istri yang Suci
2. Kepala dan Kerudung yang Dikena­kannya
3. Wajahnya Putih dan Cantik Jelita
4. Sangat Indah Rupawan
5. Keindahan Matanya
6. Pandangannya Pendek (Tidak Liar)
7. Keindahan Hidung dan Kelembutannya
8. Pipinya Mulus, Bersih dan Ranum Kemerah-merahan
9. Mulutnya Manis dan Senyumnya Meman­car­kan Cahaya
10. Nyanyiannya
11. Suaranya Paling Merdu
12. Kekal Abadi
13. Selalu Berada dalam Keamanan dan Ketenangan
14. Selalu dalam Kesenangan
15. Selalu Rela dan Cinta
16. Senantiasa Menetap dan Mendampingi
17. Dipingit (Tidak Kemana-mana)
18. Berada dalam Tenda-Tenda
19. Selalu Memuji lagi Menyambut
20. Rambutnya Hitam Legam dengan Aro­manya yang Harum Semerbak
21. Lehernya Halus dan Panjang
22. Dadanya Bidang dan Bening
23. Buah Dadanya Padat
24. Pinggangnya Indah
25. Perutnya Indah
26. Hatinya Menjadi Cermin bagi Suaminya
27. Pergelangan Tangan, Tapak Tangan dan Cincinnya Sangat lembut
28. Disucikan
29. Mereka Adalah Perawan
30. Tidak Membosankan Suami dan Selalu Memuaskan
31. Betisnya Bening, Tumitnya Putih Mulus
32. Aroma dan Perhiasannya
33. Wanita yang Baik
34. Cerah Memancarkan Cahaya
35. Kedudukannya Tinggi
36. Berlimpah Kecintaan
37. Sebaya dan Sama
38. Benar-Benar Suci, dan sebelum­nya tidak pernah Disentuh oleh Manusia maupun Jin
39. Luput (Terbebas) dari Akhlak Tercela
40. Diciptakan oleh Dzat Yang Maha Bijaksana Secara Langsung

Melihat Wajah Allah Yang Mahamulia, lalu Kembali kepada Hurul‘in
Bahan Penciptaan Hurul‘in
Orang yang Paling Banyak Mendapatkan Bidadari
Hukum Menyifati Seorang Wanita
Suami dari Wanita yang Menikah dengan Banyak Pria yang Semuanya Masuk Surga
Wanita yang Meninggal dalam Keadaan Tidak Bersuami
Kekuatan Seorang Muslim dalam Menggauli Istrinya di Surga
Penghuni Surga yang Paling Rendah Kedudukannya
Kedudukan Sebagian Ulama Salaf di Sisi Bidadari .

Senin, 28 November 2011

PIDATO SAMBUTAN PARA NABI


Kemudian mereka itu berkata : Ya Tuhan kami, sewaktu kami di dunia, kami senang sekali membaca ayat-ayatmu serta kami senang mendengar pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an. Dan kami selalu mengagungkan nama-Mu dan membesarkan KalamMu.
Jawab Alloh : Kini kalian telah berada di sisiku, dan akan mudah sekali, kalian akan mendapatkan sesuatu keinginan daripadaku. Suatu hajatmu, tidak akan Aku lewatkan begitu saja. Pendeknya segala keinginanmu, secara sepontan Aku kabulkan. Kalian kini hidup berada di alam lain dari pada yang lain, kalian telah berada di alam yang kekal abadi disisiku.
Kemudian Alloh menyuruh malaikat mengambil suatu mimbar istimewa terbuat dari permata mirah delima, besar dan tinggi, jumlah anak tangganya sebanyak Rosul dan Nabi.
Maka untuk yang pertama Alloh mempersilahkan Nabi Ibrahim tampil di atas mimbar untuk mengucapkan pidato sambutan atas kehadiran mereka itu yang terdiri dari para Nabi, para Rosul, para Aulia, para Syuhada', para Solihin dan sekalian umat yang taat akan Tuhan. Dengan suara yang fasih dan lancar abi Ibrahim membuka pidato sambutannya yang mendapat sambutan yang meriah daripada hadirin. Selesai itu Nabi Ibrahim kembali duduk di tempat semula.
Kemudian yang mendapat giliran kedua yaitu Nabi Musa tampil di podium. Beliau membaca kitab Taurat dari awal sampai akhir, dengan irama lagu yang sangat merdu. Tidak disangka suara Nabi Musa begitu sangat merdu, sehingga terpesona para hadirin yang mendengarnya. Selesai itu Nabi Musa kembali duduk di tempat semula.
Sesudah itu datang giliran yang ketiga untuk Nabi Isa naik dimimbar untuk membaca Injil. Tidak ketinggalan pula dengan di iringi irama lagu yang sangat merdu. Selesai itu datang giliran yang keempat untuk Nabi Dawud membaca Zabur. Nabi Dawud naik kemimbar membaca kitab itu, yang mana sudah tidak asing lagi waktu didunia Nabi Dawud memang terkenal suaranya sangat merdu. Mempunyai suara emas, konon ceritanya, Nabi Dawudlah yang menyiapkan bunyi-bunyian dan menciptakan seni lagu dan menciptakan seni lukis.
Nabi Dawud membaca Zabur dari awal sampai akhir, lain dari yang lain. Beliau menggunakan sembilan buah lagu yang merdu-merdu, dalam membaca Zabur. Dikala hadirin mendengarkan suara Nabi Dawud membaca, bukan main terpesonanya mereka itu, ajaib sungguh suara Nabi Dawud itu. Seolah-olah hilang lenyap sukma dan jiwa terbawa oleh alunan suara Nabi Dawud naik turun yang demikian sangat merdunya, sehingga sukar dapat dilukiskan dengan kalam. Bermacam-macam irama lagu yang dibawakan oleh Nabi Dawud yang sangat menawan hati. Setelah Nabi Dawud berhenti membaca, barulah mereka sadar kembali.
Demikian keistimewaan dan kemerduannya suara Nabi Dawud membaca Zabur dengan memakai sembilan buah irama lagu berganti-ganti.
Kemudian Alloh s.w.t bertanya : Adakah pernah kalian mendengar suara semerdu ini?
Tidak, jawab mereka serentak, belum pernah kami mendengar suara, semerdu dan sebagus ini.
Kemudian Tuhan Berfirman : Hai Muhammad, kekasihku, silahkan anda naik podium, dan bacalah surat Thoha dan Yassien. Lalu Nabi naik ke mimbar membaca dua surat itu, dengan irama lagu yang lebih merdu lagi dari suara Nabi Dawud, sehingga menggetarkan sendi dan tulang, karena mendengar alunan suara Nabi Muhammad s.a.w. yang begitu merdu. Tidak satu pun dari makhluk Alloh yang berada ketika itu yang tidak terpesona karenanya. Tidak dapat dilukiskannya akan kemerduan suara dan lagu Nabi kita Muhammad s.a.w. dengan kata-kata.
Tuhan berfirman : Sudah kalian dengar akan bacaan Rosul-Rosulku itu, dan inginkah pula kalian mendengar bacaan Tuhanmu sendiri?
Jawab mereka itu, sudah tentu, ya Tuhanku.
Berkata Ibnu Abbas : Maka pada ketika itu Alloh s.w.t. membaca surat Ar-Rahman, dan setengah ulama mengatakan surat Al-An'am. Maka apabila mereka mendengar bacaan Tuhan Azza wajalla, tidak sanggup penulis melukiskannya bagaimana merdu dan asyiknya kalam Alloh yang di bacakan Alloh sendiri. Hilang lenyaplah perasaan dalam diri mereka, menggetar segala imlak, segala hijab, ta'tsir segala mahlighai, segala pohon, berada segala daun-daun kayu, berbunyi segala burung, berombak air disegala sungai, pendek kata tidak ada tarap bandingan gema kalam Illahi yang dibacakan oleh Tuhan sendiri.
Semua mereka itu merindukan kalam Illahi, tidak ada sesuatu atau yang di cita-citakan. Didalam hati mereka kecuali kodrat Illahi, pada waktu timbul kemesraan dalam hatinya cinta kasih kepada Tuhan.
Tersebut didalam hadits, bahwa penduduk syurga, setelah mereka mendengar kalam Illahi yang dibacakan oleh Tuhan sendiri, tercita-cita dihati mereka tidak mau makan dan minum, dan menjadi hasrat hati untuk selalu mendengar kalam Alloh oleh asyiknya bacaan Alloh.
emudian Alloh berfirman : Wahai para hambaku, adakah suatu permohonanmu yang belum kalian ajukan kepadaku?
Jawab mereka : Ya, Benar Tuhanku. Tinggal lagi bagi kami yang belum yaitu melihat wajahmu yang mulia.
Lalu Alloh menyuruh Malaikat hijab mengangkat tabir yang berada di hadapan mereka. Setelah tabir terangkat, seketika itu angin bertiup sepoi-sepoi dari bawah tabir itu kearah mereka, angin itu bukan sembarang angin, sejuk dan nikmat bertiup dirasa oleh tubuh mereka. Hati dan perasaan mereka tiba-tiba jadi berubah, tenang dan bahagia. Wajah-wajah mereka itu jadi bercahaya, berseri-seri. Dan sesungguhnya, kalau sekiranya penduduk bumi ini, diperlihatkan segala apa yang dapat dinikmati oleh penduduk syurga, niscaya seketika itu mereka akan mati karena inginnya sekali.
Kemudian Alloh berfirman : Hai Malaikatku, cobalah angkat olehmu Hijabul-A'zam yang berada diantaraKu dan antara hambaKu ini.
Setelah Hijabul-A'zam diangkat, lalu Alloh memanggil mereka :
....Siapakah Aku ini?
,,Engkau Alloh".
,,,Akulah Assalaam, kalian muslim. Dan Akulah mu'min, kalianlah mu'minun. Akulah yang masa dahulu Mahjub dan kalian Mahjubun. Dan inilah kalamku, maka dengarkanlah olehmu, inilah NurKu, dan pandanglah olehmu, dan inilah dia WajaKu. Tiliklah olehmu, pada saat ini Aku beri kesempatan pada kalian untuk bertemu padaKu".
Pada saat-sat itu penduduk syurga barulah dapat memandang wajah Tuhan dengan mata kepala sendiri tanpa dinding aling-aling, tegas dan Nyata. Mata mereka tidak berkedip sejenak pun, asyik dan nikmat mata mereka memandang wajah Tuhan yang Maha Mulia yang Maha Jamal.
Sedang kita melihat wajah seorang wanita cantik saja kita tidak akan bosan-bosan melihatnya. Konon selagi orang-orang di syurga sedang memandang wajah Tuhan, sedang manusia seperti Nabi Yusuf yang diciptakan oleh Alloh, sudah demikian cantiknya, sehingga wanita-wanita yang melihatnya sampai teriris pisau jari tangannya, mereka tidak berasa. Apalagi memandang wajah Alloh pencipta manusia itu, sudah tentu tidak ada bandingannya.

وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

"dan tidak ada seorangpun yang setara/sebanding dengan Dia"

Diceritakan, dikala orang-orang mu'min memandang wajah Tuhannya tidak berkedip-kedip mata terus memandang kehadirot Tuhan selama tiga ratus tahun.
Demikian asyik mereka itu karena memandang zat Tuhannya yang Laisa Kamislihi syai, sehingga hilang lenyap haus dan lapar dari dirinya.
Begitulah kelezatan dan kenikmatan mereka itu ketika memandang Tuhan.

KETERANGAN

Melihat Tuhan adalah sudah ditetapkan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan sabda Nabi Muhammad s.a.w. Firman Alloh :
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ * إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

"Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri." * "Kepada Tuhannyalah mereka melihat." Q.S Al-Qiyamah ayat 22-23.

Hadits Buchori/Muslim
إِنَكُمْ سَتَرَوُنَّ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوُنَّ الْقَمَرَلَيْلَةَ الْبَدْرِ

Nabi Bersabda :
"Sesungguhnya kamu pasti akan melihat TuhanMu, sebagaimana kamu dapat melihat bulan tanggal empat belas hari ( Purnama-Raya )."

Maka siapa yang menyangkal bahwa Tuhan itu tidak dapat dilihat pada hari kemudian, adalah orang itu telah menyangkal keterangan Al-Qur'an dan Hadits Nabi.
Adapun Nikmat dan Faedah melihat Tuhan bagi orang mukmin didalam syurga, kita tidak dapat pungkiri, karena ini semata-mata kurnia Alloh kepada hambanya. Sebagaimana janjinya didalam Al-Qur'an didalam surat Al-Kahfi ayat 110 :

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

Maka janji ini dipenuhi oleh Alloh s.w.t. Dan dengan ibadat itulah berarti hamba Alloh yang Taqwa, mengikat janjinya, dan orang-orang yang melakukan ibadat inilah yang memelihara janji. Sewaktu hidup dalam dunia, maka tatkala mereka di syurga mereka di panggil menghadap ke hadhirat Illahi untuk memenuhi janjinya itu.
Itulah karunia Tuhan yang istimewa kepada orang-orang mukmin didalam syurga, dan itulah yang paling bahagia yang dapat dirasakan bagi penduduk syurga.
Sudah barang tentu, perasaan manusia yang mukmin terhadap kepada Tuhan, ada pertalian-pertalian bakti dan kasih kepada Tuhan. Kalau saja seorang anak, merasa disayang dan dikasihi oleh orang tuanya, sudah tentu ia selalu memelihara apa yang selalu menjadi keinginan orang tuanya. Dan orang-orang yang demikian ini sudah tentu dapat penghargaan dari orang tuanya. Hal ini tidak dapat kita pungkiri, sejak anak pergi merantau ingin kembali ke tanah airnya dan tentunya ingin bertemu dengan orang tuanya. Alangkah bahagianya anak dan orang tua dapat berjumpa kembali. Dan orang-orang tua yang berada akan menyambut kembali anak yang baru pulang itu dengan mengadakan pesta yang meriah sekali. Nah demikianlah gambaran hidup manusia dengan manusia.
Demikian pula Tuhan terhadap hambanya yang mukmin, mereka disambut oleh Tuhan dengan sambutan yang meriah dan sekaligus diperlihatkan dirinya kepada hambanya, sebagaimana keterangan diatas. Dan marilah untuk selanjutnya kita ikuti cerita ini.
Kemudian setelah itu sembah mereka : Ya Tuhan kami, tiada yang patut kami sembah didalam dunia ini, melainkan Engkau ya Tuhanku, oleh sebab itu ijinkanlah untuk kami ini sujud kepada Engkau, apakah Engkau Ijinkan?
Jawab Alloh : Ketahuilah, inilah suatu negeri yang tiada tempat melakukan ruku' dan sujud lagi untuk kalian. Inilah negeri tempat pembalasan, dan inilah tempat yang kekal. Dan sesungguhnya sengaja Aku Mengundang kalian kemari adalah bukan untuk menitahkan melakukan sujud, semata-mata Aku menyuruh kalian datang kemari adalah untuk menjamu kalian. Demi kemuliaanmu disisiKu, dan sesungguhnya telah sampai saatnya apa yang telah Aku janjikan, tapi kini Aku ijinkan permohonan kalian untuk sujud kali ini, dan tiada kesempatan lagi untuk kemudian sesudah ini buat seterusnya.
Kemudian dengan serempak mereka sujud kehadirat Alloh, tidak ketinggalan malaikat-malaikat dan wildan serta para bidadari turut sujud semuanya. Mereka sujud bukan sebulan dua bulan, tetapi sampai empat puluh tahun. Karena demikian asyiknya mereka sujud, diwaktu itu dihadirat Tuhan, sehingga lupa makan dan lupa minum. Dan kalau sekiranya Tuhan tidak menyuruh bangun entah sampai berapa lama lagi mereka sujud seperti itu. Inilah keistimewaan orang-orang disyurga, tidak ada penat dan cape, tidak ada ngantuk dan tidur. Cobalah anda bayangkan, sujud mereka sampai empat puluh tahun lamanya, demikian asyik dan nikmatnya mereka sujud itu dikala di hadirat Tuhan, sehingga hilang rasa haus dan lapar dari mereka itu, Itulah karunia Tuhan.
Firman Tuhan kemudian : Hai hamba-hambaKu, cukuplah sudah, angkatlah kepalamu, ucapkan Takbir, Tahlil, Takdis, dan Tahmid serta pujian padaKu.
Lalu mereka ucapkan "Allohu Akbar!! Lailaaha Illallooh, Subbuhun Quduudun obbunaa warobbul malaaikati warruh, Subhaanalloh walhamdu lillahi walaa Ilaaha Illallooh walloohu Akbar."
Kemudian Alloh berfirman dengan lemah lembut.
,,Assaalu alaikum yaa asfiyaa-ii"
,,Wassalaamu 'alaikum yaa jamaa'atii"
,,Wassalamu 'alaikum yaa auliyaa-ii"
,,Bercita-citalah kalian apa saja yang kalian inginkan""
Jawab mereka dengan ta'zimnya :
,,Ya Tuhan kami, apa pula lagi yang kami cita-cita dalam hati kami tidak ada lain hanya keridhoanMu. Itulah yang kami harapkan dari SisiMu"
,,Ya HambaKu, dengan sebab keridhoanKu inilah, kalian Aku masukkan kedalam syurga dan Aku tempatkan kalian berada disisiKu dan bertetangga padaKu, dan Aku beri kesempatan dapat menikmati memandang wajahKu.
Aku telah ridho kepadamu dan kamu tentunya Ridho kepadaKu, Aku senang padamu dan kamu pun senang kepadaKu"
Aku telah ridho kepadamu dan kamu tentunya ridho kepadaKu".
Demikianlah percakapan mereka kepada Tuhan dan sambuatan kepada mereka.
Kemudian Tuhan berfirman pula : Pada hari ini aku nyatakan ridhoKu kepadamu dan tidak akan Aku murka untuk selama-lamanya. Aku berikan kepadamu, dan tiada kamu akan merasai kesukaran buat selama-lamanya".
Demikianlah keadaan mereka siang dan malam selama-lamanya. Makan dan minum yang lezat serta buah-buahan tidak putus-putusnya, dilayani oleh pelayan yang muda-muda serta diiringi dengan bunyi-bunyian yang merdu merayu kalbu dan ditemani oleh isteri-isteri yang cantik-cantik, mereka bersuka ria tidak ada bosannya.
Itulah pahala yang besar daripada Tuhan kepada hambanya, yang mukmin dan Taqwa kepada-Nya.
Demikian kabarnya dalam perjamuan itu berjalan bukan untuk seratus dua ratus tahun, tetapi sampai seratus ribu tahun. Sangat lama bukan? akan tetapi bagi mereka tidak menjadi soal. Kemudian darang waktunya jamuan atas undangan Nabi Muhammad s.a.w. lima puluh ribu tahun. Dan jamuan Abu Bakar dua puluh empat ribu tahun. Jamuan Umar bin Khotob dua belas ribu tahun. Jamuan Utsman bin Affan enam ribu tahun, dan selanjutnya.
Kemudian Alloh menyuruh mereka membawa meraka ke pekan pertemuan dan perkenalan, suatu gedung khusus untuk berkenalan pada kesempatan itu penduduk syurga di beri waktu untuk berkenalan sesama penduduk syurga dengan menukar alamat masing-masing atau untuk mengetahui alamat sanak keluarganya, dimana mereka mandapat tempat tinggal dikampung atau dikota apa. Maka diwaktu itu mereka saling memberi tahu alamat tinggal didalam syurga.
Kemudian mereka dibawa kesuatu ruangan dimana tersedia mantel-mantel terbang. Maka barang siapa memakai mantel itu otomatis ia bisa terbang sendiri laksana burung.
Kalau didunia orang bisa melihat orang bisa terbang sonder sayap hanya di Film, tetapi di syurga menjadi kenyataan, bukan khayalan atau lamunan, ini memang benar, semua ini atas kekuasaan Tuhan.
Dengan girang hati mereka menerima tawaran malaikat untuk mencoba memakainya mantel ajaib itu. Setelah mereka memakai pakaian itu, tiba-tiba saja mereka jadi bisa terbang seperti burung. Maka puaslah hati mereka terbang kesana kemari melihat-lihat keindahan kota dari udara. Kalau didunia mereka bisa melihat dari udara dengan menggunakan pesawat terbang atau helikopter, tetapi kini cukup dengan menggunakan mantel itu saja. Demikian keistimewaan ahli Syurga.
Kata Imam Ghozali, didalam syurga disediakan salon kecantikan, dalam sekejap mata mereka dapat merubah rupa wajah mereka. Mereka masuk kedalam suatu bilik khusus untuk itu setelah mereka berada didalamnya. Dalam beberapa menit mereka memejamkan mata, sambil bercita-cita ingin model bagaimana wajah yang mereka harapkan, maka dengan taqdir Tuhan, tiba-tiba wajah mereka yang aslinya berubah dengan seketika sesuai dengan yang ia harapkan. Disitu telah tersedia cermin untuk melihat dirinya yang sudah berubah itu.
Hal yang serupa ini tidak usah kita heran, karena cara yang demikian ini Tuhan telah berikan dapat bersalin rupa, hanya kepada bangsa Jin, Syetan, malaikat, tetapi disyurga diberikan pula kepandaian itu kepada manusia.
Tersebutlah perkataan apabila seorang mukmin masuk syurga, buat pertama kali ia bertemu kepada bidadari yang jadi isterinya. Kata Bidadari : Oh tuanku junjunganku, lamalah sudah aku menanggung rindu padamu, Alhamdulillah kita kini dipertemukan oleh Alloh s.w.t didalam syurga. Dan lama sekali aku kenal namamu, namamu sudah sekian lama tercantum dalam dadaku, dan di dalam dada inang pengasuhmu. Itulah sebabnya aku menaruh rindu padamu, dan tersebutlah perkataan bila seorang bidadari menanggung rindu pada bakal suaminya, ia tidak akan dapat menahan rindunya, timbullah perasaan resah gelisah. Tidak enak duduk, tidak segala-galanya. Lalu ia keluar berdiri dimuka pintu mahlighai, duduk termenung seorang diri.
Tiba-tiba datang Malaikat Ridwan lalu menegur padanya : Aduhai Juwita, mengapakah engkau termenung seorang diri, bukankah lebih baik engkau diam dalam bilikmu?
Jawab Bidadari : Oh Ridwan, aku tidak segera masuk sebelum aku dapat memandang wajahku.
Kata Ridwan : Cobalah tengok itu disana. Kemudian bidadari menoleh kearah apa yang di tunjukan Ridwan, disana dilihatnya seperti gambar hidup, bayangan suaminya seolah-olah berada disisinya.
Jika dilihatnya bakal suaminya lagi berdiri sembahyang tahajud, suka citalah hatinya, berseri-seri wajahnya sambil tersenyum yang amat manis, ditengah dua buah bibir yang merah tampak dua baris gigi yang putih laksana mutiara. Katanya dalam hati : Aduhan junjunganku, rajin-rajinlah engkau beramal, siapa menanam akan memetik, siapa bersungguh-sungguh niscaya dapat tercapai. Ketahuilah Alloh telah mengangkat derajatmu didalam syurga. Ia telah menerima taatmu dan telah mengampuni dosamu. Alloh telah menjodohkan engkau dengan aku, daam waktu yang cukup lama. Aku selalu menanti kedatanganmu. Setelah itu kembalilah ia kedalam biliknya.
Tersebutlah perkataan penduduk syurga, tatkala ia masuk mendapatkan isterinya bidadari syurga, tatkala ia isterinya berkata : Oh suamiku, apakah yang menyebabkan keadaan keadaan wajahmu makin bertambah cantik dan menjadi lebih bercahaya-cahaya?
Jawab suaminya : tak lain sesungguhnya, karena Nur Illahi telah melekat pada wajahku. Demi Alloh oh dinda, demikian pula engkau kulihat pada hari ini telah bertambah cantik sehingga tak bosan mataku memandang wajahmu dan keelokan tubuhmu".
Dalam hal ini Alloh telah memuji akan kecantikan bidadari itu, firman-Nya didalam surat Ar-Rohman ayat 70 - 76 :

فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
مُتَّكِئِينَ عَلَىٰ رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَعَبْقَرِيٍّ حِسَانٍ


"Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik."
"Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
"(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah."
"Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
"Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin."
"Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
"Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah."

Demikianlah pujian Tuhan akan kecantikan bidadari didalam syurga, dan keindahan bilik yang ditempatinya. Mereka ini belum pernah disentuh oleh siapapun juga baik oleh manusia maupun oleh bangsa Jin. Seratus persen mereka itu dalam keadaan gadis.
Tuhan tentu lebih maklum, bahwa yang menjadi kesenangan manusia terutama laki-laki adalah wanita cantik, maka oleh karena itu Tuhan jadikan bidadari didalam syurga adalah untuk memberikan kesenangan dan ketentraman hambanya, yang tidak akan berubah selama-lamanya keadaan bidadari itu. Sebagaimana Tuhan terangkan didalam surat Al-Waqiah :

فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا
عُرُبًا أَتْرَابًا


"dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan."
"penuh cinta lagi sebaya umurnya."

Kalau kita lihat didunia, banyak kejadian yang tidak sepadan didalam orang mendapat jodohnya. Seorang gadis umur belasan tahun bisa mendapatkan suami yang sudah berumur 60 tahun, atau seorang jejaka bisa mendapat isteri seorang janda yang sudah berumur dua kali lipat dari umur si jejaka itu. Dan manusia didunia pada umumnya, mereka lama kelamaan menjadi tua, karena peredaran malam dan siang. Akan tetapi bagi mereka penduduk syurga tidak demikian, mereka mendpat jodoh sebaya umurnya, yaitu muda sama mudanya dan mereka muda akan tetap dalam keadaannya, tidak mempengaruhi jasmaninya mereka, karena bergantian malam dan siang. Pendeknya situasi dan kondisi jasmani mereka Tuhan jadikan begitu rupa, yang tidak ada perubahan untuk selama-lamanya. Didalam syurga tidak ada rasa iri-mengiri, rasa cemburu, masing-masing suami atas isterinya dan demikian pula sang isteri atas suaminya. Dalam ini Tuhan menerangkan didalam Al-Qur'an : Kami lenyapkan segala rasa yang tidak karuan dari dalam dada mereka itu.
Itulah suatu kemenangan yang besar bagi orang yang Taqwa.
Demikianlah keadaan syurga yang kami petik ayat-ayat dari Al-Qur'an dan beberapa keterangan dari kitab-kitab hadits.
Mudah-mudahan keterangan ini memuaskan kepada para pembaca. Amiin.

MEREKA DIHIBUR DENGAN BERBAGAI TARIAN DAN NYANYIAN


Firman Alloh : berbahagialah kalian hai para hambaku. Hai malaikatku berilah mereka itu hiburan dengan bunyi-bunyian, nyanyian dan tarian syurga.
Demikianlah tidak lama kemudian malaikat mempersilahkan berpuluh bidadari naik kepentas untuk menari dan menyanyi untuk menghibur mereka itu sebagai tamu-tamu Alloh di arsy Haziratul-Qudsiyah.
Sesaat kemudian datang angin bertiup sepoi-sepoi basah dari bawah arsy-Alloh yang kemudian otomatis alat-alat musik berbunyi sendiri yang mana bermacam-macam alat-alat musik berada di dahan-dahan pohon syurga yang ada dalam ruangan itu.
Oh alangkah merdunya irama lagu dari bunyi-bunyian itu, otomatis alat musik berbunyi sendiri dengan irama lagu yang belum pernah didengar pada masa di dunia.
Kemudian suara musik yang merdu itu diiringi dengan nyanyian-nyanyian yang merdu merayu kalbu yang dibawakan oleh biduan-biduan syurga yang terdiri dari bidadari-bidadari serta diiringi pula dengan tarian-tarian yang lemah gemulai menawan hati yang ditarikan oleh gadis-gadis syurga yang cantik jelita, yang memakai pakaian yang indah-indah yang gemerlapan pakaian mereka kena cahaya dian karena bertabur intan berlian, dan disinari cahaya dian yang berganti-gantian beraneka warna, sehingga asyik di pandang mata dan menggiurkan hati.
Nyanyian mereka berisikan takdis dan tahmid pujian dan sanjungan, memuji dan mengagungkan kebesaran Alloh Kholikul alam. Pada saat itu lupalah sudah mereka akan segala penderitaan mereka waktu dahulu. Dan memang, mereka tidak akan mengalami lagi penderitaan buat selama-lamanya.
Subahanalloh. Innalloha 'alaa kulli syai-in qodiir!
Demikian mereka mendapat sambutan dengan hiburan yang istimewa di arsy Haziratul-Qudsiyah, dengan sambutan yang semeriah-meriahnya. Makanan yang nikmat, minuman yang lezat, bunyi-bunyian yang merdu, tari-tarian yang menawan serta layanan yang memuaskan.
Alangkah nikmatnya mereka itu. ZAALIKAL FAUJUL 'AZIIM.

TIAP-TIAP CINCIN BERUKIRAN DENGAN AYAT-AYAT AL-QUR'AN


Sepuluh Cincin itu bertuliskan dengan ayat-ayat sebagai berikut :

سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ

"Berbahagialah kamu! maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya"

سَلَامٌ قَوْلًا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ

"(Kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang."

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ

"Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam syurga di mana saja yang kami kehendaki".

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ ۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ

"Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri."

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ

"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air"

إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ

"Sesungguhnya penghuni syurga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka)."

وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَاكُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

"Itulah syurga, yang telah diberikan pada kamu, tersebab karena perbuatan kamu".

لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ

"Untuk di syurga menikmati buah-buahan banyak sekali dapat kamu makan".

سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَىٰ الدَّارِ

"Selamat atas kamu dan baguslah kamu, dengan sebab kesabaranmu, maka itulah sebaik-baiknya tempat tinggal".

لَايَمُسُّهُمْ فِيهَانَصَبٌ وَمَاهُمْ بِمُخْرَجِينَ

"Mereka tidak akan mendapat susah dan pula mereka tidak akan keluar lagi".

Kemudian terdengar sambutan dari sisi Alloh : ....,selamat datang para hambaku dan berbahagialah kamu. Ya para malaikatku berikanlah kepada mereka itu mahkota keemasan, lalu datanglah malaikat-malaikat yang tidak terhitung banyaknya memberi kepada mereka serta dipakaikannya keatas kepala tiap orang dari mereka itu. Mahkota emas yang bertahtakan intan berlian.
Kemudian itu Alloh menyuruh malaikat menangkapi beribu-ribu ekor burung merpati, yang lalu dimasukkan kedalam jambangan kasturi, kemudian dilepas supaya terbang diatas kepala mereka dengan mengibas-ngibaskan sayap dan ekornya sehingga minyak harum berhamburan dikepala dan pakaian mereka, sehingga pakaian mereka dan udara dalam ruangan istana itu menjadi harum semerbak baunya.

ROMBONGAN NABI TIBA DI ISTANA AGUNG HAZIRATUL QUDSIYAH


Kata Ibnu Abas : Setelah rombongan itu telah melalui beberapa kota besar, tampaklah oleh mereka apa yang dinamakan Istana Agung Haziratul Qudsiyah dengan lapangan didepan Istana itu terbentang luas menghijau warnanya karena rumput za'faron yang harum mewangi terhampar laksana permadani. Setibanya rombongan tiba disitu, turunlah mereka dengan selamat, mereka disambut oleh para malaikat petugas dengan sambutan kehormatan serta ta'zimnya.
Mereka beristirahat sambil menikmati juadah dan hidangan yang lezat. Nabi besar Muhammad s.a.w. serta rombongannya. Tiap-tiap Nabi, tiap wali dan para umat disediakan tempat masing-masing. Disinilah mereka merasa ta'jub melihat keadaan istana agung yang demikian hebatnya.
Tengah mereka duduk-duduk menikmati hidangan, terdengarlah sambutan dari sisi Tuhan firmannya : "Selamat datang para hambaku yang datang berkunjung kepadaku, salam dan bahagia kalian semua. Hai para Malaikat-malaikatku, hidangkanlah kepada mereka minuman-minuman yang lezat".
Tidak lama kemudian datang beribu-ribu Malaikat pelayan membawa ceret yang penuh berisi minuman dan gelas menghidangkan kepada mereka. Setelah minum-minum, mereka merasa gembira, alangkah lezat dan nikmat minuman itu, belum pernah mereka merasakan minuman yang selezat itu.
Sementara itu hidangan terus mengalir, berbagai buah-buahan yang mereka pernah lihat waktu didunia, seperti anggur, apel, pisang, jeruk, delima, kismis dan sebagainya, akan tetapi rasanya sangat berbeda, lebih lezat dan nikmat. Buah-buah mana bila dimakan menjadi segar dan sehat di badan.
Sangat berbeda sekali semua zat makanan di syurga, bila perut terasa kenyang, dan bila sudah berada dalam perut dan makanan itu hancur tidak menjadi najis kotoran. Makanan-makanan itu hancur akan menjadi darah mengalir diseluruh tubuh dengan normal dan lalu menjadi keringat, akan tetapi keringatnya akan menjadi wangi bau kasturi. Demikianlah keistimewaan mereka, dan keistimewaan makanan-makanan disitu.
Kemudian setelah itu mereka diberi bingkisan yang sangat berharga, tiap2 mereka mendapatkan hadiah berupa pakaian yang indah-indah, sebagai tanda mata kenang-kenangan dari hari perjamuan itu, yang mana tiap bingkisan berisi tujuh potong pakaian, selesai menerima bingkisan itu, menyusul pula hadiah yang mahal berupa gelang mas dan cincin yang mana tiap orang mendapat gelang dan sepuluh buah cincin yang kemudian di pakaikannya pada ketika itu juga.

IBLIS


YANG SESUNGGUHNYA menyebabkan manusia melupakan syurga dan menghalangi anak Adam untuk masuk Syurga, adalah Iblis. Ia selalu berusaha, untuk menjerumuskan manusia supaya berbuat dosa, dan kalau perlu manusia supaya menjadi kufur atau kafir, dengan jalan begitu bertambah banyak manusia yang tidak akan ke Syurga, dan berarti bertambah ia mendapat kawan untuk masuk ke dalam neraka. Akan tetapi sekarang, sebelum dunia kiamat apabila Iblis mau bertobat kepada Alloh, niscaya Alloh akan mengampuni dosa-dosanya.
Suatu ketika diceritakan datanglah Iblis kepada Nabi Musa a.s. Kata iblis : "Apabila engkau berdo'a kepada Tuhanmu, maka cobalah engkau mohon syafaat untukku dari sisi Alloh, dan mintalah apakah masih ada pintu tobat terbuka untukku? Jika sekiranya aku bertobat?
Maka tatkala Nabi Musa munajat kepada Tuhan, katanya : Ya Tuhanku, apakah sekiranya engkau terima tobat iblis itu, kalau dia mau bertobat?
Jawab Alloh : Aku telah mengetahui lebih dulu, bahwa iblis itu tidak akan mau bertobat, tetapi Aku adalah penerima tobat dan Maha Penyayang. Maka kalau sekiranya dia mau bertobat, niscaya dia mau sujud kepada adam, oleh karena itu, kalau sekiranya saja, dia mau sujud disisi kubur adam, niscaya aku terima tobatnya.
Kemudian setelah Nabi Musa kembali dari munajatnya kepada Tuhan datanglah Iblis bertanya kepadanya : Hai musa, apa yang kau lakukan tentang maksudku?
Jawab Nabi Musa : Perkara Taubatmu itu, katanya tergantung kepada soal sujudmu kepada Adam, meskipun kau sujud disisi kuburnya saja, niscaya Ia akan menerima taubatmu".
Kata Iblis : "Ya Musa, sedangkan selagi ia hidup aku tidak mau sujud padanya, maka bagaimana aku harus sujud sekarang sedang dia sudah mati".
Diceritakan pula.
Apabila Iblis akan diambil nyawanya pada hari kiamat, datanglah Izra'il dan beberapa malaikat untuk membantu akan mencabut nyawa Iblis. Kemudian Iblis melompat lari kemana-mana kedaratan dan kelautan, tetapi tidak dapat baginya tempat bersembunyi dan kemudian sampailah dia di tepi kubur Adam, lalu ia sujud di kuburan Nabi Adam. Kemudian kata malaikat-malaikat itu kepada iblis :
"Tuhan tidak akan menerima Tobatmu, karena sudah dekat ajalmu, baru engkau mau bertobat, pintu taubat sudah tertutup untukmu".
Lalu kata Iblis dengan jahil : ,,Kalau sekiranya aku tahu dari dulu disini adalah kuburnya Adam, tentu aku akan sujud kepadanya"
Kemudian Iblis direjeng beramai-ramai oleh malaikat-malaikat itu, lalu Izra'il mencabut nyawa Iblis dengan sekuat-kuatnya sehingga iblis menjerit karena kesakitan.
Diriwayatkan pula. Apabila sudah kiamat, jadilah orang-orang ahli syurga, tinggal disyurga dan penduduk neraka tinggal di neraka, maka sesudah 100.000 sekali Alloh menyuruh supaya dikeluarkan dari neraka akan Iblis itu dan dikeluarkan Adam dari syurga. Alloh menyuruh Iblis supaya mau sujud kepada Adam, akan tetapi sayang iblis itu tidak mau turut perintah itu. Kemudian Alloh kembalikan Iblis itu kedalam neraka, dan kembali Adam ketempatnya didalam syurga. Maka itulah sebabnya Alloh nyatakan : ,,Bahwa betul-betul Iblis selain syetan itu memusuhi kepada manusia".
Dari kitab Bada'i-uz Zuhur halaman 50
Sampai disinilah tulisan kami ini, maka atas inayat Alloh kami menyusun risalah ini. Semoga dapat diterima baik bagi pembaca, dan mudah-mudahan Alloh jadikan tulisan kami ini menjadi amal yang manfaat. Manfaat bagi kaum muslimin, saudara-saudara pembaca, dan bagi kami sendiri, bagi penerbit dan bagi siapa saja orang-orang yang yakin kepada Tuhan.

PERJALANAN ROMBONGAN MENUJU ISTANA AGUNG HAZIRATUL QUDSIYAH


Marilah kita ikuti rombongan Nabi pergi ke Istana Agung Haziratul Qudsiyah. Alangkah nikmatnya pemandangan dilihat dari udara, beberapa kota dan negeri-negeri yang mereka lalui, ada kira-kira sepuluh kota-kota besar yang mereka lalui diatasnya. Kelihatan jelas Istana-Istana besar tempat kediaman para Nabi dengan kubahnya yang cembung dan amat permai serta menara-menaranya yang menjulang keangkasa. Jalan-jalan raya dan sungai-sungainya membentang ditengah-tengah kota dan tempo-tempo melintasi beberapa buah bukit yang penuh berederet-deret dengan gedung-gedung indah tempat orang bertamasya. Tidak lama mereka terbang, mereka telah sampai dan melintasi sebuah kota yang indah dengan gedung-gedungnya yang terbuat dari perak asli sehingga berkilat-kilat cahayanya. Luas kota itu persegi, kira-kira memakan waktu 1000 tahun hari dunia. Sekejap kemudian kota-kota itu sudah tertinggal dibelakang mereka, dan kini nampak kota yang lain lagi, lebih indah dan lebih mentereng lagi, gedung-gedungnya dibuat dari emas murni, bermenara sangat tinggi dan sangat bagus. Luas kota itu lebih besar dari kota pertama tadi. Kemudian sekejap itu pula sudah berada diatas kota lainnya, bahkan gedung-gedungnya lebih tinggi mencakar langit serta menara-menaranya kelihatan lebih tinggi lagi, dan sangat bagus. Gedung-gedungnya dibuat dari batu-batu mulia, dari Zambrud dan Zubarjad yang hijau berkilau-kilauan. Ajaib sungguh, pemandangan yang nampak dari udara walaupun mereka dalam kendaraan mereka dapat melihat bebas lepas kemana-mana. Dibawah mereka istimewa pula mereka terbang tidak begitu tinggi. Mereka duduk dengan aman dan senang hati melihat-lihat dari udara. Kendaraan mereka bergerak cepat menuju satu arah, menuruti kendaraan yang dimuka, yang ditumpangi oleh pemimpin mereka, ialah Nabi Besar Muhammad s.a.w. dan berkibarlah bendera kebesaran Nabi dimuka kendaraannya. Maasya Alloohu kaan wamma lam yasya' lam yakun. Kendaraan itu terbang sangat teratur beriring-iringan berbaris sangat panjang dengan tidak putus-putusnya. Demikianlah rombongan udara itu terbang non stop melintasi diatas beberapa kota-kota besar dalam syurga. Jika telah demikian, lupalah mereka akan kesukaran mereka dikala mereka hidup didunia. Tidak sia-sialah amal perbuatan mereka, waktu dahulu dialam mayapada, itulah pahala mereka suatu ganjaran yang memuaskan sebagai pembalasan kebaktian mereka kepada Tuhan Zuljalali wal ikrom.
Sudah sepuluh negeri yang mereka lalui, dan kota-kota besar. Nyatalah bagi mereka, bahwa alam syurga atau alam akhirat sangat luas dan sangat bagus, sangat mentereng dan sangat modern. Kalau di banding dengan kota-kota dunia, dan gedung-gedung didunia, sangat jauh ketinggalan jaman dari gedung-gedung di syurga. Baik bentuk atau modelnya, apalagi batu-batu mulia sudah barang tentu, tidak akan sanggup manusia dunia mencari bahan bangunan gedung seperti bahan-bahan yang dipakai untuk membangun seperti gedung-gedung di syurga. Nyatalah Alloh subhanahu wa Ta’ala Maha Kuasa. Kalau saja makhluk manusia di dunia yang dijadikan, diberikan 1001 macam akal pikiran oleh Alloh sudah dapat menggunakan pesawat udara super sonic yang cepatnya sama dengan kecepatan jalan suara, dengan menggunakan tenaga atom atau nuklir, mengapa tidak kuasa Alloh menciptakan suatu kendaraan yang lebih cepat dan lebih modern dari perbuatan atau ciptaan manusia? Diceritakan di dalam perjalanan menuju istana Agung Haziratul Qudsiyah, alangkah gembiranya penduduk syurga, menikmati pemandangan yang indah-indah dari udara, karena mereka melintasi beberapa buah kota yang besar-besar diantaranya ada sepuluh buah kota yang dilaluinya.
Marilah kita ikuti rombongan itu pergi ke Istana Haziratul Qudsiyah. Tidak lama mereka berjalan, mereka sudah sampai dan tengah melintasi diatas sebuah negeri yang kota-kotanya sangat indah. Bangunan dan gedung-gedungnya terbuat dari perak, sehingga gemerlapan putih bercahaya-cahaya. Luas kota itu persegi sekira-kira perjalanan 1000 tahun atau sehari buat waktu disyurga kalau hanya berjalan kaki. Sekejap mata, kota-kota itu sudah tertinggal dibelakang, dan tampak dimuka, suatu negeri yang kelihatan kota-kotanya lebih indah, dan lebih mentereng, gedung-gedungnya dibuat dari emas murni, bermenara yang sangat tinggi dan sangat bagus. Luas negeri itu dua kali lipat dari kota-kota tadi.
Kemudian dalam beberapa detik kota-kota itu sudah dilalui dibelakang, dan Nampak pula sebuah negeri yang lebih luas lagi, kota-kota dan gedungnya yang mencakar langit dan bermenara yang sangat tinggi. Gedungnya berwarna hijau berkilau-kilauan, dibuat dari batu mulia dari Zambrud, dan Zubarjad yang sangat indah sekali.
Ajaib sungguh pemandangan yang terlihat dari udara. Walau mereka dalam kendaraan, mereka dapat melihat bebas lepas ke bawah dan kemana-mana. Mereka duduk dengan aman diatas kendaraan itu.
Demikianlah rombongan itu dalam perjalanan menuju Istana Agung Haziratul Qudsiyah, satu demi satu negeri-negeri besar yang mereka lalui. Takjub mata mereka melihat akan kebagusan alam di Syurga, lain seperti didunia, karena Istana-istana dan gedung-gedung besar bukan buatan manusia.Di dalam akhirat manusia tidak turut mengatur roda pemerintahan. Semua Tuhan miliki sendiri, diatur oleh petugas-petugas atau malaikat-malaikat yang merupakan aparat pemerintahan Alloh didalam akhirat.Demikian seterusnya rombongan udara itu, mereka it uterus menerus non stop berjalan melalui beberapa kota-kota besar yang mereka lalui, nyata sekarang bagi mereka, bahwa alam akhirat, bukan suatu alam khayal atau impian, bukan pula suatu alam yang abstrak dan bukan semata-mata alam fatamorgana. Dia adalah alam yang maha besar, alam yang maha luas, dialah alam yang lain dari pada yang lain, dialam mana makhluk manusia tidak turut campur tangan didalam mengatur roda pemerintahan. Yang menjadi raja disitu, semata-mata tergenggam ditangan raja dari segala raja, pencipta alam langit dan bumi pencipta makhluk manusia ialah MALIKI YAUMIDDIEN, Tuhan Robbul ‘alamien.
Kota-kota syurga sangat bagus dan mentereng, dan sangat serba modern, kalau dibandingkan dengan kota-kota di dunia, dengan kota amerika yang termashur, maka masih jauh sangat ketinggalan. Baik bentuk maupun gayanya, apalagi tembok dindingnya yang dibuat dari batu-batu mulia, dari batu permata, mutiara dan sebagainya yang mana sudah tentu tidak akan sanggup manusia mendatangkan bahan seperti itu untuk membuat gedung-gedung yang demikian itu.
Nyatalah sudah, Alloh itu Maha Kaya dan Maha pencipta, cobalah anda bayangkan, apakah anda tidak merasa bahagia kalau anda adalah salah seorang yang turut serta dalam rombongan mereka itu? Apakah anda tidak merasa bahagia kalau anda memiliki gedung-gedung yang indah-indah? Apakah anda tidak merasa senang, kalau anda memiliki kendaraan seperti yang dipunyai oleh penduduk syurga? Apakah anda tidak merasa nikmat, kalau anda mempunyai dan dapat menikmati segala makanan dan buah-buahan yang lezat dan minuman yang sedap-sedap? Apakah anda tidak merasa puas kalau anda beristeri yang cantik, tubuh padat berisi, sehat, kuat, suci dan murni? Mereka tidak usah mikir apa-apa, Cuma tahunya makan minum, pelesir dengan sesukanya. Kekal selama-lamanya.
ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Itulah kemenangan yang besar”

GAMBAR BUROK HANYA GAMBAR KHAYALAN BELAKA


Kembali kita membicarakan soal burok sebagaimana telah kita bicarakan diatas yang mana kita sering melihat gambarnya bermuka dengan muka manusia, rupa muka seorang wanita, berbadan kuda, berkaki empat bersayap seperti sayap burung, berekor seperti ekor burung merak. Gambar seperti ini tidak asing lagi bagi kita umat islam indonesiakadang-kadang gambar seperti ini dipajang di dinding-dinding atau diatas pintu rumah orang islam.
Apakah benar demikian kendaraan yang dipakai Nabi waktu Isra' dan Mi'raj?
Akan tetapi ulama-ulama kita mencari tahu, apakah benar demikian rupanya burok yang Nabi tumpangi?
Siapakah yang menciptakan gambar burok itu? Maka setelah ulama kita menyelidiki barulah diketahui bahwa gambar burok yang demikian itu adalah gambar hayalan semata-mata hayalan ciptaan orang Yahudi.
Dibuatnya sebegitu rupa dengan maksud-maksud tertentu untuk maksud merendahkan derajat Nabi Muhammad. Dirupakan mukanya seperti rupa wanita, karena Nabi Muhammad suka berpoligami pada wanita. Bersayap sebagai burung katanya Muhammad suka akan kebesaran, dan berbadan kuda karena katanya Muhammad mempunyai nafsu keinginan yang luar biasa. Demikian keterangan sebagian ulama kita yang telah menyelidiki sedalam-dalamnya. Maka jelaslah bahwa bukan semacam itulah kendaraan yang dipakai Nabi sewaktu mengadakan perjalanan Mi'raj.
Burak artinya Kilat, karena terbangnya seperti kilat. Dan kendaraan ini sudah menjadi kendaraan umum bagi orang-orang penduduk syurga.
Kalau dijaman kita sekarang orang-orang dunia kita sudah ribut adanya pesawat asing yang datang dari dunia lain, yang dinamakan oleh kita : "Piring Terbang" dan sampai sekarang orang belum dapat memecahkan yang sebenarnya. Bagaimana sebetulnya piring terbang itu? dan dari planet manakah sebetulnya datangnya piring terbang itu? Dan bahan bakar apakah yang dipakai mereka itu? Sehingga beberapa kali diadakan penyergapan oleh pilot-pilot bum kita terhadap piring terbang itu sama sekali tidak berhasil. Dan tujuan apakah mereka terbang ke bumi kita, dan mengapakah mereka selalu menghindarkan diri, seolah-olah segala rahasia kemajuan mereka, jangan sampai diketahui manusia bumi.
Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa penduduk dunia masih ketinggalan dalam menciptakan suatu kendaraan yang sangat tercepat, yang sama kecepatannya dapat disamakan dengan kilat, dan dapat menembus segala macam atmosfer seluruh planet jagat raya. Dan dapat dipakai antar planet-planet di cakrawala.
Dan yang tetap jadi pertanyaan : Apakah piring-piring terbang itu datangnya dari planet yang ketujuh, dari Jannatu Firdaus? Ataukah datangnya dari planet-planet lain? Hanya Tuhanlah yang lebih mengetahui.

KENDARAAN SYURGA SERBA GUNA DAN MENGAGUMKAN DAPAT TERBANG ANTAR PLANET


Adapun kendaraan yang digunakan di syurga sudah tentu lain dari kendaraan yang dibuat oleh manusia. Makhluk bumi membuat kendaraan walaupun bagaimana terkenal cepatnya didunia, masih selalu menggunakan bahan bakar, seperti pesawat jet yang dibuat di inggris, rusia, Amerika serikat, belum dapat membuat suatu pesawat terbang yang bergerak tanpa bahan bakar dan yang terbang cepatnya dapat menyamai kilat. Jadi kemajuan manusia, secara teknis dan mekanis, didalam soal membuat kendaraan ruang angkasa, belum bisa menyusul atau dapat menyamai dengan kendaraan yang dipakai orang di syurga. Kendaraan mana yang telah digunakan untuk menjemput Nabi s.a.w. yang mana kendaraan itu diimpor dan dibuat dialam luar angkasa bumi, ialah di Mustawa yang sangat jauh di ufuk tinggi, di alam syurga.
Kendaraan ini di tumpangi oleh tiga orang malaikat yang pada waktu itu merupakan bentuk manusia yaitu Jibril dan seorang Malaikat yang tidak dikenal dan Mikail yang memegang kemudi. Kendaraan ini yang digunakan untuk menjemput Nabi s.a.w. turun ke bumi di kala Nabi akan Isra' dan Mi'raj.
Demikian Nabi dijemput dari Masjidil Haram, terus ke masjidil aqso dan dari situ dibawa terus melawat ke ruang angkasa, keluar dari pada orbit bumi, bertamasya dan singgah di tiap-tiap langit atau planet tempat kediaman para arwah Nabi-Nabi dan arwah manusia yang telah meninggal dunia, disana Nabi dapat melihat para arwah itu bertubuh sebagaimana biasa. Nabi bertemu dan bercakap-cakap dengan mereka.
Disinilah Nabi melihat segala keajaiban yang diperlihatkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala kepada hambanya.

لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا

"Agar kami memperlihatkan rupanya dari tanda-tanda kebesaran kami"
Q.S Al-Isra' dalam ayat ke 1.

Dengan kendaraan yang secepat kilat itu, Nabi melawat ke Planet yang ke tujuh, suatu planet yang sangat jauh letaknya dari bumi, berjuta-juta mil jauhnya. Maka dengan kendaraan itu, dengan aman sentosa Nabi dapat menembus segala macam atmosfir bumi dan singgah di beberapa planet sebelum planet ke tujuh sebagaimana tersebut diatas. Akhirnya Nabi sampailah ke Planet yang terjauh. Dialam yang lebih besar, lebih luas, lebih indah yang mana beradanya syurga itu yang mempunyai kendaraan yang istimewa itu, yang Nabi pakai untuk singgah diantar Planet yang ke tujuh. Maka di syurga ini Nabi melihat-lihat keadaan syurga dengan mata kepala Beliau sendiri, dan disana beliau ditunjuki telaga Al-Kautsar, yang mana ditengah telaga itulah berdiri Istana Nabi yang kelak akan bertempat tinggal, beliau nanti setelah tibanya hari kemudian.
Maka setelah beliau puas melihat-lihat keadaan syurga dan menerima perintah sembahyang lima waktu kemudian Beliau diantar pulang kembali ke dunia. Dengan kendaraan itu, dari Mustawa turun ke Bumi, maka dari baitul Muqaddas, terus terbang ke mekkah kemudian terbang rendah sampai beliau melihat beberapa rombongan kafilah pedagang yang sedang menuju pulang ke mekkah di malam itu, dan Beliau memberi salam pada salah seorang dari kafilah itu yang dikenal oleh Nabi, agar mereka dapat membuktikan bahwa pada malam tersebut mereka mendengar suara Nabi memberi salam kepada mereka ketika Nabi terbang diatas mereka dan mendahuluinya.
Setelah Nabi sampai di mekkah, Jibril dan Mikail lalu naik lagi terbang tinggi ke udara secepat kilat, akhirnya menghilang dilangit biru diantara bintang-bintang yang gemerlapan bertaburan laksana intan.
Demikian pengalaman Nabi dengan kendaraan syurga yang bernama "Kilat" pulang dan pergi berangkat dari waktu Isya, menjelang fajar beliau sudah sampai di dunia lagi dengan selamat tidak kurang suatu apapun.
Dan anda tentunya kalau sekiranya ada yang mengajak sekarang ini juga pergi ke ruang angkasa, sudah tentu kita tidak akan tolak ajakan itu bahkan akan menerima dengan tangan terbuka.

NAMA HARI SYURGA SAMA DENGAN NAMA HARI DUNIA


Hari Syurga tidak beda dengan nama hari di dunia, seperti hari Ahad, Isnen, Selasa, Rabu, Kamis, Jum'at dan Sabtu. Kalau dunia hari libur umumnya hari Ahad, akan tetapi di syurga hari Jum'at dijadikan hari Istimewa, dijadikan betul-betul hari Raya. Hari itu orang mukmin atau umat Islam atau jelasnya penduduk syurga, mereka jadikan hari Jum'at itu hari yang semulia-mulianya dan semeriah-meriahnya melebihi dari hari yang lain.
Tersebut perkataan :
Setelah Nabi menerima undangan dari Hadratulloh, lalu Nabi berkemas-kemas berdandan memakai pakaian kebesaran dan mahkota kerajaan. Nabi Muhammad keluar menemui Nabi Adam a.s. Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi lainnya. Hari Syurga seharinya sama dengan 1000 tahun hari dunia.
Semua Nabi-Nabi membawa umatnya untuk memenuhi undangan itu, laki-laki dan wanita tidak terkecuali, karena hari itu hari kebesaran bagi penduduk syurga, mereka menyambut dengan gembira, kelihatan wajah mereka berseri-seri, mereka semuanya berkemas-kemas berpakaian yang indah-indah, sutera halus, tipis dan rapat enteng dan enak dipakainya cocok dan pantas.
Kendaraan-kendaraan mereka telah berderet-deret siap akan mengantarkan mereka, suatu kendaraan serba guna, dapat berjalan dijalan biasa dan dapat terbang di udara, kecepatannya sangat luar biasa pula.
Mereka duduk dalam kendaraan ini amat cocok dan enak serta aman, tidak kuatir akan dapat bahaya walaupun berjalan sampai beribu-ribu mil tanpa berhenti, tidak akan jadi terbakar, tidak pernah nubruk dan tidak pernah mogok.
Nabi Muhammad s.a.w. berjalan dimuka sekali, dikendaraan dipasang bendera ke Nabian. Rombongan ini sangat panjang sekali bagaikan pawai raksasa yang tidak terkira panjangnya. Seluruh penduduk kota turut serta dalam rombongan ini.
Pada mulanya kendaraan mereka bergerak di jalan raya, perlahan-lahan, kemudian terbang beberapa puluh meter diatas tanah tingginya. Menuju satu arah saja ke Istana Agung Haziratul Qudsiyah, dari udara mereka melihat-lihat pemandangan bebas lepas kemana-mana, kelihatan keindahan kota-kota yang mereka lalui diatasnya.
Gedung-gedung yang mewah dan megah berkubah serta bermenara menjulang keangkasa, jalan-jalan raya, taman sari dan kebun-kebun buah serta sungai-sungai jelas kelihatan. Alangkah indahnya!! Alangkah hebatnya, siapakah yang membangun kota-kota itu, dan siapakah arsiteknya dan siapakah penciptanya?
Tidak lain dan tidak bukan, bukan insinyur atau arsitek dari manusia dunia. Bukan Insinyur dari Amerika, bukan dari Rusia atau dari Jerman, akan tetapi adalah Dia Pencipta alam dunia ALLOH s.w.t. Kholikul Alam zul Jalali wal Ikrom.
Apakah anda tidak ingin turut ambil bagian dalam rombongan pawai raksasa itu, akan menghadap yang menjadikan diri anda dan yang anda puja siang dan malam?
Mari, marilah kita ikuti selanjutnya perjalanan mereka itu, pasti anda akan melihat segala keajaiban yang mengagumkan.

BURUNG-BURUNG DISYURGA PANDAI BERBICARA


Alangkah merdunya suara burung-burung itu! Menyanyi-nyanyi dan melagu-lagu, berisi pujian kepada Alloh kholikul Alam.
Ditaman sari tumbuh pohon-pohon bunga yang teratur rapih dan berwarna-warni yang sedang mekar berkembang serta harum semerbak bau bunganya yang bermacam-macam. Ada kolam air mancur yang sangat indah sekali, dari suara air mancur yang berdesir itu kiranya berisi irama lagu yang melukiskan akan kebesaran Tuhan zul jalaali wal ikrom.
Pendek kata segala pemandangan yang ada di syurga belum pernah mata melihatnya di dunia dan belum pernah di dengar berada di muka bumi akan keindahan seperti itu.
Kemudian Jibril kembali lagi ke Syurga Jannatu Adnin lalu ia menemukan Malaikat penjaga disitu. Besar tubuh malaikat itu bukan alang kepalang kalau sekiranya ia di jelmakan dirinya dengan rupa asli malaikat niscaya tidak akan muat muka bumi ini untuk berpijak sebelah kakinya, dan seluruh muka bumi akan tertutup dibawah telapak kakinya.
Malaikat Jibril memberi salam, dan dibalas salam serta katanya : "Siapakah anda, dan apakah maksud anda?
"Aku Jibril pesuruh Alloh" Kata Jibril.
"Subhanalloh" kata Malaikat itu, "sejak Tuhan jadikan saya, baru kali ini saya tahu ada nama Jibril"
"Tuhan memerintahkan saya untuk membawa Haziratul Qudsiyah yang akan digunakan untuk tempat penyambutan hamba Alloh hari ini"
Kemudian malaikat itu balik bertanya : "Apakah kiranya ada pula Syurga yang lain selain dari Syurga ini?"
Jawab Jibril : "Ya, bahkan ada pula beberapa syurga-syurga yang lain dan semua Alloh jadikan untuk para hamba-hamba Alloh yang beriman dan beramal shalih."
"Siapakah yang membantu anda membawa dan memindahkan istana Haziratul Qudsiyah ini ya Jibril?"
"Ingsya Alloh saya sendiri dengan seidzin Alloh"
Kemudian Jibril mengucapkan Bismillah, lalu diangkatlah istana itu lalu dibawa, seolah-olah orang membawa rumah-rumahan saja. Tenaga Jibril luar biasa kuatnya, kemudian istana itu diletakan di dekat Arsy Alloh yang Maha Agung. Setelah itu Alloh menitah Jibril menyampaikan undangan jamuan kepada segenap Nabi-Nabi dimana saja mereka bertempat tinggal dan undangan kepada segenap penduduk syurga laki-laki dan wanita untuk hadir di Haziratul Qudsiyah di hari itu hari jum'at suatu jamuan istimewa, dari Tuhan kholikul Alam.
Maka dihari itu hari Jum'at buat pertama kali Tuhan mengundang seluruh hambanya dimana saja mereka berada di Syurga. Pria dan wanita supaya datang dihari perjamuan itu di istana Haziratul Qudsiyah. Tidak sedikit jumlah petugas malaikat dikerahkan tenaganya untuk melaksanakan hari jamuan itu. Dihari itu penduduk syurga diberi kesempatan untuk menemui Tuhannya supaya mereka melihat Tuhan dengan mata kepala sendiri. hari itulah dinamakan hari istimewa, hari gembira buat seluruh penduduk syurga.
Hari itu dinamakan "Yaumul-Maziid".

HARI JUM'AT SEBAGAI HARI ISTIMEWA


Keesokan harinya hari jum'at mereka terbang pula kesebuah kota, yang namanya mak'ad sidik yang memakan waktu sehari perjalanan. Ya, kalau memakai istilah hari dunia, 1000 tahun lamanya baru sampai ketempat itu. Disitu mereka mendapat sambutan yang semeriah-meriahnya. Mereka dihidangkan makanan minuman dan buah-buahan yang lezat-lezat dan nikmat. Beribu-ribu malaikat dikerahkan untuk menyambut kedatangan mereka, karena mereka tamu-tamu syurga itu yang datang dalam jamuan yang sangat besar, mereka mendapat hidangan minuman lain dari yang lain. Lezat dan amat nikmat, Rohikum Mahtum namanya.
Disaat-saat itu mereka dijamu dengan jamuan yang sangat besar dan sangat meriah. Tidak ketinggalan mereka dihibur dengan lagu-lagu yang merdu. Itulah sambutan dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala azza wa jala kepada hambanya yang telah berbakti kepada-Nya. Mereka sekarang diliputi dengan kesenangan dan kegembiraan mendapat karunia Tuhan.

رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ

"Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya." Q.S Al-Bayyinah ayat 8.

Demikian hasilnya orang yang takut kepada Alloh dan demikianlah Tuhan berikan penduduk syurga diberi kesempatan bertamasya pada pertama kali setelah mereka bertempat tinggal tinggal di syurga. Mereka bertamasya ketempat yang sangat jauh-jauh melihat dan menikmati tempat-tempat yang tertentu dialam syurga yang dimulai start dihari selasa dan sampai di Mak'ad Sidik hari Jum'at.
Mereka selalu diliputi oleh suasana kebahagiaan, kegembiraan dan kenikmatan yang sangat memuaskan dan tiada hingganya, segala sesuatu hal tidak akan menjadikan kesibukan kepada mereka dan selalu berjalan lancar karena semuanya sudah diatur rapih oleh petugas-petugas yaitu para malaikat, dalam bidang dan bagian masing-masing semua berjalan sangat baik dan memuaskan.
Diakhirat lain dari yang lain.
Pemerintahan diakhirat dilakukan oleh pejabat-pejabat yang sangat patuh akan pimpinannya oleh petugas yang disiplin yaitu para malaikat dibawah komando Malaikat Ridwan, itu malaikat yang berkuasa penuh dan mempunyai tanggung jawab yang sebesar-besarnya atas keseluruhan syurga itu.
Demikianlah kiranya dihari Jum'at, untuk pertama kali akan mengadakan jamuan yang terbesar akan diundang Nabi Muhammad s.a.w. dan para Nabi lainnya, serta sekalian para umatnya supaya hadir memenuhi undangan itu berkumpul diistana Haziratul Qudsiyah akan diadakan jamuan secara besar-besaran dan semeriah-meriahnya.
Konon ceritanya Tuhan menitah Jibril pergi akan memindahkan istana Haziratul-Qudsiyah yang berada disyurga Jannatu Adnin, setelah Jibril pergi sementara kembali kehadirat Alloh dan sembahnya :
"Ya Tuhanku, hamba telah sampai disyurga Jannatu Adnin, akan tetapi hamba tidak dapat mengenali yang manakah istana Haziratul Qudsiyah itu, kemudian Firman Tuhan :
"Hai Jibril kembalilah engkau kesana, dan tanyakan kepada malaikat penjaga disana, yang manakah istana itu?"
Kemudian Jibril terbang lagi ke syurga Jannatu Adnin. Dilihat dari udara berderet-deret akan gedung-gedungnya yang besar dan kubahnya yang amat permai. Gedung-gedung yang bertingkat serta menara-menara yang menjulang ke angkasa. Tembok atau dinding-dindingnya berwarna-warni dari batu-batu mulia, hijau, kuning, merah delima, putih berkilau-kilauan dan sebagainya, pintu-pintunya terbuat dari emas murni bercahaya-cahaya.
Pohon-pohonnya tinggi-tinggi dan amat rindang daunnya. Buahnya sangat lebat dan rendah, sangat mudah dipetiknya. Didahan-dahan hinggap burung-burung yang beraneka macam, jenis burung-burung itu sangat bagus-bagus rupanya dan sangat merdu suaranya berkicau-kicauan dan dapat berkata-kata seperti manusia.

PERJALANAN TAMASYA PENDUDUK SYURGA


Alkisah, setelah mereka sampai ditempat itu, yaitu dihari Rabu.
Disitu mereka disambut dengan gembira. Mereka singgah disitu disebuah mahlighai yang amat besar, mewah dan megah. Dindingnya berwarna-warni dari batu-batu mulia, dari zamrud yang hijau, Yakut yang merah delima, dari permata yang putih berkilau-kilauan hingga mereka merasa takjub melihat akan keindahan mahlighai itu. Dan begitu permainya, karena itu bukan buatan tangan manusia dan belum pernah ada di dunia.
Ruangan dan biliknya sangat luas dan sangat teratur. Rapih letak meja dan kursinya, segala hiasan dinding dan pajangan yang indah-indah.'
Meja dan kursi yang sangat indah bentuknya dan berkilat-kilat dengan bantalan dan sandaran yang empuk dari sutera bersulam sangat enak didudukinya. Kursi itu diteretes dengan intan permata gemerlapan kena cahaya Dian Pelita yang bersinar dan tidak menyilaukan mata, bercahaya sangat lembut.
Diatas meja terhidang bermacam-macam makanan buah-buahan dan minuman yang beraneka warna. Buah Delima, Anggur, Apel, Pisang, Jeruk, Kurma, Kismis dan sebagainya. Matang dan ranum menambah selera yang melihatnya.
Bermacam-macam daging burung yang sudah matang dipanggang, disate, digulai dan sebagainya. Mereka tinggal memakan saja dan tinggal memilih yang mana yang mereka inginkan. Disamping mereka duduklah Bidadari isteri mereka, serta dilayani oleh inang pengasuh dan wildan pelayan Syurga dengan senyum manis mempersilahkan mereka.
Mereka semuanya kelihatan gembira wajah mereka selalu berseri-seri dan selalu tersenyum manis. Mereka duduk beramah tamah dengan keluarga mereka sambil menikmati hidangan yang telah tersedia dihadapan mereka. Itulah balasan amal mereka, suatu pahala yang besar dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala, itulah suatu kemenangan dan kebahagiaan, itulah hasil amal mereka yang sukses dan abror, beruntung dan bahagia.
Mereka bercakap-cakap dengan asyiknya menceritakan hal-hal apa saja yang mereka telah alami dipadang mahsyar, atau waktu didunia dan sebagainya maupun apa yang sedang mereka nikmati. Akhirnya pujian pulalah yang keluar dari mulut mereka karena memang Tuhanlah yang patut dipuji sebanyak-banyaknya.
Mereka beramah-tamah dengan asyiknya lupalah mereka akan segala penderitaan yang dahulu, mereka bercakap-cakap tempo-tempo diselingi dengan gelak senyum tertawa yang menambah riang dan gembira mereka itu, sampai jauh malam mereka asyik bercerita. Bertambah lama bertambah asyik rupanya silih berganti tidak terasa penat dan bosan, apalagi dimasa itu terdengar bunyi-bunyian yang sangat asyik dengan nyanyian yang merdu dari suara biduan syurga yang empuk merayu kalbu, berisi sanjungan nikmat Alloh serta pujaan Kholikul-Alam. Mereka menikmati kesenangan yang belum pernah mereka alami atau rasakan sewaktu di dunia.
Siapa yang tidak merasa nikmat?
Tubuh sehat cakap dan kekar, pakaian bagus, isteri cantik, makanan enak, minuman lezat, udara segar harum semerbak dalam ruangan itu, nyanyian yang merdu. Apalagi?
Itu pahala dari Alloh yang sangat besar sekali, itulah hasil usaha orang yang beriman dan beramal shalih.
Yang menonjol keadaan mereka, keluarga mereka anak dan isteri mereka yang perempuan sama umurnya sama mudanya. Sebanding cantiknya cuma raut muka yang berlainan. Demikian pula cucu, kakek dan bapak sama mudanya.
Jadi di syurga lain daripada yang lain, mereka semua muda-muda dan cantik-cantik, mereka berkulit putih kuning dan tubuh mereka padat berisi tidak seperti didunia, ada yang hitam kulitnya, ada yang putih, ada yang coklat dan sebagainya. Kalau orang didunia, kalau hidupnya senang tubuhnya semakin lama semakin gemuk, dan semakin gembrot. Ya walaupun bagaimana cantiknya seorang wanita kalau hidupnya senang menjadi gemuk badannya dan hilanglah kelangsingan tubuhnya. Begitupula seorang laki-laki, akan tetapi disyurga tidak demikian, biarpun bagaimana senangnya hidup mereka, tubuh mereka tidak akan berubah tetap langsing dan tetap cantik selama-lamanya, dan tetap menarik, tetap bagus dan tetap kuat.
Raut muka mereka simpatik dan menarik, dan potongan tubuh mereka bagus-bagus, tubuh mereka sekarang adalah tubuh yang baru, buatan baru. Kwalitet dan kondisi tubuh mereka dijadikan serba istimewa, adapun tubuh mereka yang didunia sudah hancur lebur menjadi tanah. Akan tetapi tubuh mereka yang sekarang, adalah tubuh yang baru dan serba istimewa tidak menjemukan dan tidak membosankan.
Kesemuanya ini tidak lain semata-mata karena karunia Alloh Azzawajala.
Mereka bermalam disitu, keesokan harinya hari kemis, mendapat jamuan memuaskan. Mereka dihidangkan minuman zanjabil yang lezat dan segar diminumnya.
Hari itu mereka dapat menyaksikan suatu keajaiban syurga, suatu pemandangan yang menarik hati. Kelihatan turun sebagai tentara payung balon-balon besar berwarna-warni, melayang-layang diudara, kemudian terbang rendah, kelihatan bergantungan ditiap balon seorang bidadari, lalu turun dilapangan yang sangat luas dihadapan mahlighai. Mereka itu adalah penari-penari dan biduan syurga yang sengaja didatangkan kesitu untuk menghibur tamu-tamu syurga yang baru tiba.
Kemudian pada malam hari diadakan pertunjukan khusus dengan nyanyian dan tarian syurga yang lemah gemulai dan menawan hati. Pakaian mereka serba istimewa serta perhiasan yang indah-indah.
Demikianlah pada malam harinya diadakan hiburan semalam suntuk untuk para tamu-tamu itu.

KENDARAAN APA YANG DIPAKAI DI SYURGA SEHARI-HARI


Keesokan pada hari rabu, berangkat pulalah mereka kesuatu tempat yang memakan waktu sehari lamanya atau 1000 tahun waktu dunia untuk perjalanan sejauh itu, mereka bukan memakai pesawat terbang atau mobil seperti kendaraan dunia. Mereka menggunakan kendaraan yang istimewa, kendaraan mana dapat terbang di udara secepat kilat dalam satu detik dapat mencapai tempat yang jauhnya sepemandangan mata. Suatu kendaraan yang dapat digunakan didarat dijalan raya, dan dapat terbang diudara. Nama kendaraan ini "Kilat" atau yang kita kenal dengan nama "Burak" namanya.
Kendaraan ini dapat dipakai dijalan biasa. Untuk tempat-tempat yang dekat didalam kota, untuk penduduk syurga pergi-pergian, menengok keluarga atau untuk mengunjungi rumah kawan-kawan mereka yang mereka telah kenal di dunia. Dengan kendaraan ini bisa terbang di udara sebagai pesawat terbang dengan dapat digunakan untuk antar pelanet atau antar bintang atau dunia dapat menembus segala macam atmosfir di cakrawala dengan kecepatan luar biasa dan tidak akan terbakar. Pendek kata kendaraan ini serba guna dan sangat istimewa dapat kita namakan kendaraan ini dengan nama Mobil Terbang atai Oto Terbang yang namanya "Kilat". Kendaraan mana telah pernah ditumpangi oleh Nabi Muhammad s.a.w.
Kalau orang mengatakan bahwa Burak itu suatu hewan yang hampir mirip dengan Kuda, atau Keledai, mempunyai dua buah sayap dan digambarkan mukanya sebagai muka seorang wanita memakai mahkota di kepalanya. Sedang rambutnya terurai kebelakang, itu adalah hanya gambar khayalan belaka. Maka dapat diterima oleh manusia yang alam Pikirannya hanya penuh khayal yang cocok pada zaman akal pikiran manusia belum maju, belum mengenal mesin-mesin. Di waktu itu dapat kita katakan berpikir tidak secara rasional.
Menurut keterangan Nabi, bahwa beliau katakan Mi'raj dengan menggunakan Burok, dan dikala Nabi berjalan pulang habis Mi'raj dengan terbang rendah, beliau melihat serombongan saudagar yang pulang dagang dari siria. Maka karena suara gemuruh terbangnya burok itu, mereka pun heran. Dan onta-onta mereka kaget ketakutan mendengar suara gemuruh itu, sehingga jatuh seekor onta sampai patah kakinya. Demikian kata Nabi, dan demikian kata Kafilah itu mengaku mendengar suara agak gemuruh terbang di atas mereka secepat kilat. Dan mereka kenali suara Nabi memberi salam. Dan onta mereka jadi ketakutan karena suara yang belum pernah didengarnya suara semacam itu.
Kalau ditanyakan kepada kawan-kawannya seperti apakah bentuknya yang terbang diatas mereka? Mereka tidak dapat melihat bagaimana rupanya, dan bagaimana bentuknya. Karena terbang sangat cepatnya, cuma jadi pertanyaan dalam hati mereka, mengapa ada suara Muhammad memberi salam dari atas mereka? itu suara telah dikenal oleh mereka. Dan Mengapa di tengah malam pula? Yang nyata bagi mereka itu betul suara Nabi tidak ragu-ragu lagi. Dan suatu bukti lagi, bahwa betul diantaranya ada seekor unta yang patah kakinya karena jatuh terkejut mendengar suara gemuruh mendesis diatas mereka sangat cepatnya.
Inilah pengakuan mereka tatkala malam Nabi di Isra kan.
Yah, kendaraan inilah yang umum dipakai dialam Syurga.

DI SYURGA ADA GUNUNG YANG TERTINGGI, GUNUNG KASTURI


Penduduk di Syurga mendapat minuman setiap hari berlainan, rupanya agar mereka merasa puas dan tidak membosankan.
Hari Sabtu mereka minum air tawar,
Hari Ahad mereka minum air madu
Hari selasa mereka minum arak
Dan seterusnya minuman itu diganti-ganti. Ini hari minuman ini, esok hari minuman itu, dan esok minuman yang lain lagi, dan seterusnya.
Hari Sabtu minum air tawar, bukan air tawar biasa, air itu lain daripada yang lain. Segar, Sehat dan sangat Nikmat diminumnya.
Hari Ahad minum madu, yang amat lezat, sehat dan nikmat. Hal mana sangat cocok untuk kesehatan badan. Hari Senin mereka dihidangkan minuman susu, bersih, manis, gurih dan nikmat rasanya. Hari Selasa mereka dihidangkan minuman arak asli, lezat, nikmat, sedap, manis dan tidak memabukkan.
Maka dari minuman-minuman ini saja sudah nyata, bahwa kesemuanya itu menunjuki bagi kita akan tetap menjamin akan kesehatan badan, kalau buat kita orang didunia, akan tetapi bagi mereka di syurga, tidak demikian. Minuman-minuman itu semua sekadar untuk menikmati saja. Walaupun andaikata mereka tidak minum-minum yang demikian pun badan tubuh mereka akan selamanya tetap sehat. Kondisi badan mereka sudah Tuhan jadikan begitu keadaannya yang serba istimewa. Tetap muda, tetap sehat, tetap kuat, tetap gembira, tetap hidup untuk selamanya.
Mereka akan merasakan tetap nikmat sediakala. Tidak akan ada berubah selama-lamanya. Itulah Karunia Tuhan kepada mereka.
Kemudian pada hari itu, yaitu hari selasa, terbang pesiar mereka itu, kesuatu tempat yang jauhnya dari situ, kira-kira perjalanan 1000 tahun lamanya.
Lamanya waktu di syurga sehari sama dengan seribu tahun waktu dunia.
Maka sampailah mereka di sebuah gunung yang tertinggi sekali, dan sangat besar dari antara gunung-gunung di syurga. Gunung itu bernama gunung "Kasturi". Udara digunung itu nyaman sekali dan semerbak bau wangi kasturi. Di kaki gunung itu ada sebuah mata air yang namanya Salsabil, yang kemudian mengalir ke dalam kota menjadi sebuah sungai, yang mana airnya akan jadi minuman ahli syurga. Air itu manis, sedap, sehat dan nikmat rasanya. Di lereng gunung kasturi tadi, ada sebuah bangunan yang sangat besar. Dan sangat termasyhur di syurga. Sebuah hotel yang sangat megah indah bentuknya, untuk penduduk syurga dari mana-mana datang bertamasya dan bersenang-senang disitu.
Disinilah, dimalam hari, mereka dijamu dengan jamuan yang semeriah-meriahnya. Makanan yang lezat dan nikmat yang mereka belum pernah merasakan seperti itu sewaktu di dunia.
Demikianlah mereka bersantap dan bermalam disitu, untuk menikmati segala kenikmatan yang disediakan di situ.

MATA AIR SUNGAI-SUNGAI DI SYURGA TERBIT DARI HURUF BISMILLAH


Apakah yang Nabi lihat di dalamnya?
Nabi melihat tulisan Bismillah yang besar, dengan tulisan yang amat bagus. Huruf-huruf dan bentuknya, Nabi memandangi tulisan Bismillah itu, dengan perasaan seolah-olah kesengsem dalam hatinya, merasa pingsan, akan keindahan tulisan yang amat bagus begitu rupa, pasti umat Nabi pun akan dapat menikmati pemandangan ini dengan melihat tulisan yang begitu bagusnya, menunjuki akan keagungan yang mempunyai nama dalam Bismillah itu, yaitu Alloh yang bersifat Rahman dan Rahiim.

يَااللَّهِ يَارَحْمَٰنِ يَارَحِيمِ

Bismillah itu tertulis di atas di tiap-tiap yang besar dari tulisan yang sangat indah sekali. Dari tiap-tiap lubang Huruf Bismillah memancar mata air yang beraneka warna :
  1. Dari lubang Mim Bismillah, memancar mata air tawar.
  2. Dari lubang Ha Alloh, memancar mata air arak.
  3. Dari lubang Mim Arrohmaan, memancar mata air susu.
  4. Dari lubang Mim Arrohiim, memancar mata air madu.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Maka dari pancaran mata air-mata air itu lalu mengalir menjadi sungai yang besar di dalam Syurga.
a, saudara-saudara sekalian, giat-giatlah anda beribadat kepada Tuhan, mencari keridhoan dan rahmat-Nya, Ingsya Alloh anda dapat menikmati segala macam kenikmatan di alam Syurga, dan Ingsya Alloh anda dapat berkunjung ke istana Nabi kita, Istana Mutiara di tengah-tengah telaga Al-Kautsar. Insya Alloh disana kita dapat berjumpa bersama-sama dan memandang wajah Nabi kita yang mulia dan yang kita cintai.
Yang mudah-mudahan saja kita sekalian tetap beriman dan beramal shalih sampai kita menghadap ke hadhirat Alloh Robbul 'Alamin.
Amin ya dzal jalali wal ikraam.
Jadikan hamba orang yang ta'at dan bakti.

PEMANDANGAN DAN PENGALAMAN NABI S.A.W. KETIKA BERKUNJUNG KE SYURGA


Nabi Muhammad s.a.w. telah menceritakan betapa indahnya pemandangan-pemandangan apa-apa yang dilihatnya, yang ada di alam syurga. Dan betul-betul dilihatnya dan disaksikan sendiri dari dekat yang diantar oleh rekannya Malaikat Jibril dikala Nabi Mi'raj.
Kata Nabi s.a.w. : "Tatkala aku mi'raj, aku diberi kesempatan untuk bertamasya melihat-lihat keadaan syurga dari dekat melihat-lihat akan keindahan alam syurga. Disana aku melihat-lihat sungai-sungai yang besar yang beraneka warna airnya dari madu, susu dan sebagainya".
Sungai susu, betul-betul macam susu putih dan bilamana diminum serasa susu tulen bersih dan tidak basi, manis, gurih, lezat dan nikmat. Dan bermacam-macam pula warnanya air sungai-sungai yang lain, dan rasanya pun demikian pula.
Aku bertanya pada rekanku : "Ya Jibril, di manakah asal hulu sungai-sungai disini? dan di manakah mata airnya? Dan kemanakah terus mengalirnya?
Kata Jibril : "Aku pun tak tahu asalnya. Adapun sungai ini, mengalir terus ke sebuah telaga besar, telaga Al-Kautsar. Maka ditengah-tengah telaga itu berdiri sebuah mahlighai yang sangat indah dan megah, dengan menara-menaranya yang menjulang ke angkasa yang menambah keagungan mahlighai itu. "Seluruh mahlighai itu dibuat dari batu mutiara yang putih bersinar, berkilau-kilau bayangannya mahlighai itu di air telaga".
Konon katanya kelak nanti akan bertempat tinggal disitu, mahlighai itu akan menjadi kepunyaan anda, dan disitulah anda dan isteri-isteri anda akan tinggal nanti sesudah hari kiamat. Kalau anda ingin tahu, mohon kepada Tuhan supaya diberitahukan dimanakah letaknya hulu sungai itu.
Tiba-tiba datang seorang malaikat lalu memberi salam. Setelah aku membalas salam kemudian katanya : "Marilah ikut aku!".
Kami berjalan menyusuri pantai, akhirnya aku sampai di suatu tempat yang keadaannya amat indah dan amat permai, sedap dipandang mata segala yang berada disekelilingnya. Aku katakan, tidak ada bandingannya segala keindahan yang berada disitu. Betul-betul aku berada disuatu tempat yang menakjubkan hati, aku berada dibawah pohon kayu sangat besar, di agak kejauhan di hadapanku, aku lihat suatu bangunan yang maha besar kubahnya cembung melengkung, bulatnya amat permai, dibuat dari batu mutiara yang putih, bercahaya berkilau-kilauan. Pintunya berwarna hijau dibuat dari zamrud berukir sangat indahnya.
Bukan main indahnya aku lihat bangunan itu, kemudian barulah aku tahu, bahwa dari situlah asalnya air sungai yang besar yang ada di kota-kota syurga. Jika aku bandingkan, besar tubuh manusia dengan besarnya bangunan itu, maka tubuh manusia sangat kecil sekali, seolah-olah burung gereja. Demikianlah keadaan besarnya bangunan itu.
Kiranya puaslah aku memandang kesana kemari, dan sementara aku akan meninggalkan tempat itu, kemudian malaikat itu berkata : "Apakah tidak tertarik hati anda ingin melihat di dalamnya? Pasti anda akan dapat melihat yang lebih aneh lagi!!!"
Kataku, bagaimakah dapat kita masuk? karena pintunya terkunci.
Itu mudah benar bagi anda, katanya. Karena anak kuncinya berada dalam tangan anda. Apakah anak kunci itu? Kataku.
Dengan mengucapkan : "Bismillahir rohmaanir rohiim, akan terbukalah pintu itu sendiri."
Kemudian aku berdiri di muka pintu itu, serta aku membaca :

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Lalu terbukalah sendiri pintu itu dan aku masuk berdua malaikat itu, Subhanalloh, sungguh diluar dugaan, pintu itu terbuka, hanya dengan pengucapan : بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Inilah suatu kemu'jizatan Bismillah yang Alloh berikan kepada hamba-Nya, dan itulah kurnia Alloh Maha Pencipta sekalian alam, Ia berbuat sekehendak-Nya, dan Dia-lah Maha Kuasa atas segala hamba-Nya.
Sungguh sangat dan lebih menakjubkan apa yang aku lihat didalamnya.
Nabi sangat bersyukur kepada Tuhan, kira keadaan didunia, jika dibanding dengan keadaan apa yang sedang Nabi saksikan. Sungguh tidak seberapa artinya. Itulah alam Syurga. Alam yang kekal abadi semenjak ia dijadikan belum pernah mengalami kerusakan, dan keadaannya masih tetap seperti baru ia jadikan.

AIR SUNGAI DI SYURGA DARI MADU DAN SUSU DAN SEBAGAINYA


Satu lagi keistimewaan Syurga, ialah sungainya yang luar biasa airnya, yang mungkin tidak ada buat selamanya air sungai syurga, seperti di dunia. Dan tidak akan sanggup manusia menuruti membuat sungai yang airnya dari madu atau dari susu. Berapa Milyard kah ongkosnya, untuk membuat sungai seluas kota jakarta, kalau sungainya diisi dengan madu, atau arak, susu dan sebagainya?
Cobalah perhatikan Firman Alloh :

فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى

"Yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring"
Q.S Muhammad ayat 15.

Adapun air sungai susu, bukan susu yang diperas dari sapi atau kambing, akan tetapi ia terbit dari mata air yang sudah menjadi susu, oleh sebab itu susunya tidak akan menjadi basi buat selama-lamanya.
Begitu pula sungai madu, yang mana madu ini, bukan madu yang diambil dari madu lebah atau tawon, atau madu kelanceng, akan tetapi madu itu, ialah asli madu dari mata air, yang terbit dibawah pokok Sidratul-Muntaha.
Demikian pula sungai arak yang lezat, arak mana bukan di buat di pabrik, yang dibuat dari anggur, akan tetapi arak itu, memang semata-mata arak yang terbit sudah jadi arak dari mata air.
Demikianlah kekuasaan Tuhan menjadikan air sungai itu semua. Dengan kudrat dan iradatnya. Pendeknya segala kenikmatan ada di syurga serba luar biasa, yang mana semuanya itu, Hak Tuhan Dzul Jalal wal Jamal, yang akan diberikan atau akan ditempati disana, bukan sembarang makhluk atau hamba-Nya, kecuali kepada orang-orang yang taqwa.

أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Syurga itu disediakan untuk orang-orang yang taqwa"

Sebagaimana kita tahu bagi orang yang mempelajari ilmu bumi, atau orang-orang yang telah pergi keliling dunia, sudah tentu mereka tahu, bahwa dimana-mana negeri, di Eropa, atau di Asia ada nama-nama sungai yang termashur. Demikianlah pula di Indonesia, seperti dipalembang, sungai musi, sungai gerong, sungai serayu, sungai citarum, bengawan solo, di jawa dan lain-lain di indonesia.
Sungai Neil di mesir, sungai Furat di Iraq, sungai tigris di India, sungai donau di Jerman, sungai yang tse di Tiongkok, Mississippi di amerika dan lain-lain sebagainya.
Begitu pula di syurga ada sungai-sungainya yang terkenal yang disebutkan namanya di dalam Al-Qur'an. Sungai-sungainya yaitu : Sungai Al-Kautsar, yang alirannya berhubungan dengan telaga kautsar, Sungai Salsabil, Sungai Zanzabil, Sungai Ma'alhajat, Sungai Rahikum Mahtum, Sungai madu, Sungai Arak, Sungai Susu, dan di sana pun ada telaga-telaga besar diantaranya, telaga Al-Kautsar.
Demikianlah keadaan sungai-sungai di syurga, oleh sebab itu di dalam Al-Qur'an, tiap kali Tuhan menyebutkan Syurga selalu disebutkan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya.

جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ